sick-asian-girl-medical-face-mask-standing-by-window-yearning-go-outside-being-quar-768x512-1.jpg

22/03/2022 0

Bulan Ramadhan kurang beberapa lagi, semua umat muslim akan menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh. Tentunya masih saja berdampingan dengan kondisi saat ini, yaitu pandemi yang belum berakhir. Selama menjalankan ibadah puasa kita harus mempersiapkan kondisi tubuh yang tetap sehat. Namun, apakah boleh saat seseorang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) ikut berpuasa?

Nah, berikut penjelesannya yang telah kami rangkum dari berbagai sumber..

Apakah pasien positif COVID-19 boleh berpuasa?

Berpuasa adalah salah satu ibadah dalam agama islam, yang mewajibkan untuk menahan lapar dan haus dalam jangka waktu tertentu. Ada golongan orang-orang yang tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah ini, yakni orang yang sedang dalam perjalanan (musafir), lanjut usia, wanita hamil, dan orang yang sedang sakit.

Seperti yang kamu tahu, virus COVID-19 dapat menyerang siapa saja, terlebih lagi dengan munculnya varian baru Omicron yang punya tingkat penularan lebih cepat dibanding varian COVID-19 lainnya.

Lalu, bagaimana jika kamu terserang COVID-19 dan harus jalani isoman saat puasa? Dokter Vito A. Damay, spesialis penyakit jantung dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dilansir dari antaranews.com menjelaskan bahwa pasien yang menderita COVID-19 ringan atau yang tidak bergejala (OTG) diperbolehkan berpuasa selama Ramadhan selama kondisinya memungkinkan.

“Setahu saya kalau pasien COVID-19 masih memungkinkan untuk berpuasa, tidak akan dilarang untuk berpuasa apalagi kalau tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan,” ujarnya.

Dokter Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga mendukung pernyataan ini dalam webinar beberapa waktu lalu, dilansir dari laman resmi FKUI.

“Kalau tanpa gejala berarti tidak ada gejala, silahkan berpuasa, tapi observasi, karena sekali lagi kita dalam kondisi observasi tidak ada gejala. Ketika kita berpuasa tiba-tiba naik suhu tubuhnya misal 37,5 derajat celcius saya sarankan membatalkan puasa.”

Pasien OTG dan gejala ringan umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat untuk melawan virus di tubuhnya, sehingga infeksi tidak menimbulkan gejala. Dengan demikian, jika kamu pasien OTG ataupun bergejala ringan, kamu tetap bisa menjalankan ibadah puasa ya, Jovians.

Di sisi lain, puasa Ramadhan terbukti punya banyak manfaat dalam meningkatkan imunitas tubuh. Penelitian yang diterbitkan oleh University of Southern California menunjukkan bahwa puasa yang dilakukan secara rutin dapat meregenerasi sel-sel sistem kekebalan tubuh.

Saat kamu berpuasa, secara alami tubuh akan mulai menghemat energi, yang salah satu cara menghemat energi adalah dengan membunuh sel-sel kekebalan tubuh yang sudah tua atau rusak.

Namun tak perlu khawatir, karena tubuh akan cepat menyesuaikan dan memproduksi sel-sel imun baru, sehingga jumlah sel kekebalan tubuh yang kamu miliki akan meningkat.

Meskipun tergolong aman, sebaiknya kamu melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter melalui telekonsultasi sebelum berpuasa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika saat berpuasa kondisi kamu semakin parah, maka sebaiknya kamu membatalkan puasa agar kondisi tubuh tidak semakin parah.

Apa saja obat isoman saat puasa?

Merujuk pada panduan protokol tatalaksana COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, bagi pasien tidak bergejala (OTG) tidak perlu mengonsumsi obat COVID-19 isoman, melainkan cukup dengan mengonsumsi multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Mengonsumsi makanan bernutrisi, banyak minum air putih, dan istirahat yang cukup juga dapat menjadi obat isoman saat puasa yang ampuh. dr Ari Fahrial Syam dari FKUI menjelaskan bahwa tubuh memerlukan asupan energi yang banyak untuk melawan virus. Oleh sebab itu, menjaga asupan makanan yang seimbang saat berpuasa sangat penting untuk membantu daya tahan tubuh tetap optimal.

Perbanyak protein dan serat, seperti sayuran hijau, probiotik, hingga ayam dan telur. Konsumsi air putih sebanyak 2.5 liter per harinya dan usahakan mendapatkan tidur yang cukup (8-9 jam per hari).

Namun, jika kamu punya gejala ringan mungkin dokter akan memberikan sejumlah obat COVID-19 isoman seperti antivirus, antibiotik, ataupun pereda nyeri dan demam. Obat isoman saat puasa yang diberikan juga kemungkinan sama dengan obat isoman lainnya, hanya saja yang membedakannya ada pada aturan konsumsi obat.

Berdasarkan paduan tatalaksana Kemenkes, multivitamin untuk isoman yang dianjurkan adalah vitamin C dan vitamin D, dengan rekomendasi vitamin C 1000 mg dan vitamin D 1000 IU per harinya.

Davit Wirawan