Luqi Pixel

Kesehatan Hormon Wanita, Siklus Menstruasi, Hormon & Tes Laboratorium

Siklus menstruasi wanita diatur oleh hormon yang kompleks. Menurut Alodokter, siklus menstruasi normal berlangsung 21–35 hari dengan fase menstruasi, pra-ovulasi/ovulasi, dan pramenstruasi. Hormon utama yang berperan antara lain estrogen, progesteron, FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (luteinizing hormone). Estrogen diproduksi ovarium untuk mematangkan folikel dan membangun lapisan rahim, sedangkan LH memicu pelepasan sel telur (ovulasi). Progesteron selanjutnya mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, progesteron-menurun menyebabkan menstruasi. Untuk mengawasi kesehatan hormonal, banyak tes laboratorium tersedia. Menurut sumber Alodokter, beberapa tes yang umum adalah: FSH dan LH, untuk memeriksa fungsi kelenjar hipofisis dan ovulasi; estradiol (estrogen), untuk mengevaluasi fungsi ovarium dan cadangan telur; serta AMH (Anti-Müllerian Hormone), untuk mengukur jumlah telur tersisa di ovarium. Selain itu, dokter mungkin memeriksa TSH (hormon tiroid) dan Vitamin D karena keduanya memengaruhi kesuburan dan siklus menstruasi. Beberapa pemeriksaan tambahan dapat dilakukan sesuai indikasi, misalnya kadar progesteron pada fase tertentu untuk memastikan ovulasi. Semua tes ini diambil sampel darahnya. Hasil laboratorium membantu dokter menilai apakah hormon bekerja normal. Bila ada ketidakseimbangan (misalnya FSH/LH tinggi pada wanita muda), dapat terdeteksi adanya masalah seperti sindrom ovarium polikistik atau awal menopause dini. Sebagai catatan, Menurut dr. Andri, pemeriksaan rutin hormon ini sangat dianjurkan bagi wanita yang menunda kehamilan atau mengalami siklus tidak teratur, agar solusi dapat diterapkan lebih awal. Sumber: Alodokter – Fase Siklus Menstruasi [alodokter.com] Alodokter – Mengenal Berbagai Tes Infertilitas Beserta Manfaatnya[alodokter.com]

Kesehatan Hormon Wanita, Siklus Menstruasi, Hormon & Tes Laboratorium Read More »

Kesehatan Anak, Tes Tumbuh Kembang yang Disarankan dalam MCU Anak

Medical check-up (MCU) anak perlu disesuaikan dengan usia. Penting sekali memantau tumbuh kembang sejak dini. Menurut standar rumah sakit anak terkemuka, beberapa pemeriksaan berikut sebaiknya dilakukan saat MCU: Pemeriksaan Fisik dan Antropometri: Menilai berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, serta grafik pertumbuhan. Ini untuk memastikan anak tumbuh sesuai kurva usianya. Pemeriksaan Tumbuh Kembang oleh Dokter Anak: Dokter akan mengecek milestones perkembangan (motorik, bicara, sosial). Deteksi dini hambatan seperti autisme atau keterlambatan bicara penting dilakukan. Pemeriksaan Mata dan Pendengaran: Anak usia 5–6 tahun atau lebih harus dites penglihatan (visus) dan buta warna, serta uji pendengaran (audiometri). Gangguan kecil pun dapat memengaruhi belajar di sekolah. Laboratorium: Tes darah lengkap (termasuk golongan darah) dan urin lengkap. Tes darah berguna mendeteksi anemia, infeksi, atau penyakit metabolik terselubung. Sedangkan urinalisis bisa mengungkap masalah ginjal atau diabetes ringan secara tak terduga. Paket MCU anak sering mencakup audiometri dan pemeriksaan tumbuh kembang seperti yang ditawarkan RSPIK: audiometri, urin lengkap, darah lengkap, serta pemeriksaan mata dan gigi. Selain itu, vaksinasi rutin harus selalu diperbarui sesuai jadwal agar kekebalan tubuh optimal. Menjaga asupan gizi (termasuk vitamin D dan zat besi) juga ditekankan dokter agar tumbuh kembang anak tidak terhambat. Kata dokter anak, semakin awal kelainan kecil terdeteksi (misalnya gangguan pendengaran ringan atau anemia latensius), tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat. MCU teratur pada anak usia sekolah (misalnya setiap tahun) adalah kunci agar segala masalah kesehatan dapat diketahui dan ditangani segera, sebelum memengaruhi perkembangan mereka. Sumber: RS Pantai Indah Kapuk – [pikhospital.co.id]

Kesehatan Anak, Tes Tumbuh Kembang yang Disarankan dalam MCU Anak Read More »

Kolesterol Baik vs Jahat, Pentingnya HDL dan LDL dalam Profil Lipid

HDL dan LDL: Kolesterol Baik vs Jahat Kolesterol adalah lemak penting dalam tubuh yang diperlukan untuk membangun sel dan hormon. Namun jika kadarnya terlalu tinggi terutama jenis LDL, kolesterol bisa berbahaya. Tubuh mengangkut kolesterol melalui protein–lemak (lipoprotein) utama yaitu HDL dan LDL. LDL (Low-Density Lipoprotein) sering disebut kolesterol “jahat” karena jika kadarnya tinggi, ia menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak, sehingga mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Sebaliknya HDL (High-Density Lipoprotein) dikenal sebagai kolesterol “baik”, karena fungsinya membawa kolesterol berlebih dari pembuluh darah kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. HDl ibarat sapu atau pembersih yang membersihkan timbunan lemak di arteri, sedangkan LDL seperti timbunan lemak yang menyumbat pipa. Itulah mengapa menjaga LDL tetap rendah dan HDL tinggi sangat penting untuk kesehatan jantung. Aspek HDL (Kolesterol Baik) LDL (Kolesterol Jahat) Peran Utama Membawa kolesterol dari pembuluh darah ke hati untuk diolah. Menumpuk kolesterol di dinding arteri, membentuk plak. Analogi “Pembersih” pembuluh darah (membersihkan lemak jahat). “Penumpuk lemak” di dinding arteri (menyumbat aliran darah). Kisaran Normal (dewasa) ≥ 60 mg/dL (semakin tinggi HDL semakin baik). < 100 mg/dL (ideal); < 70 mg/dL jika risiko jantung tinggi. Risiko Penyakit Jantung HDL tinggi melindungi jantung karena mencegah penumpukan lemak. LDL tinggi dapat mempercepat aterosklerosis dan serangan jantung. Kadar Kolesterol Normal dan Risiko Jantung Menurut Heartology, kadar LDL idealnya di bawah 100 mg/dL pada orang sehat. Semakin rendah LDL, semakin kecil risiko plak menyumbat arteri. Sementara itu, HDL ≥ 60 mg/dL dianggap optimal untuk melindungi jantung. Jika HDL di bawah batas itu (misalnya <40 mg/dL pada pria atau <50 mg/dL pada wanita), perlindungan jantung menurun. Demikian juga, LDL yang tinggi adalah faktor risiko terkuat penyakit kardiovaskular. American Heart Association menyebut LDL tinggi sebagai penyebab utama terbentuknya plak yang menyumbat arteri, sedangkan HDL yang cukup tinggi membantu “menyapu bersih” kolesterol berlebih dari pembuluh darah. Ketidakseimbangan ini berujung pada aterosklerosis: penumpukan plak (kolesterol, kalsium, dan sel) di arteri. Plak yang besar dapat mempersempit arteri sehingga aliran darah ke jantung dan otak terhambat. Jika plak pecah, bisa memicu penggumpalan darah dan serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, selain mengecek tekanan darah dan gula, pemeriksaan profil lipid (mengukur kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida) secara rutin sangat disarankan. Mendapatkan hasil ini lebih awal membantu dokter dan kita mengendalikan risiko sebelum terjadi komplikasi serius. Menjaga Keseimbangan Kolesterol Pola hidup sehat adalah kunci mengendalikan LDL dan menaikkan HDL. Berikut beberapa tips praktis yang bisa diterapkan remaja dan dewasa: Makan Sehat: Pilih makanan tinggi serat (buah, sayur, biji-bijian utuh) dan lemak tak jenuh (minyak zaitun, ikan berlemak, kacang-kacangan). Kurangi lemak jenuh dan trans (gorengan, santan kental, daging berlemak) yang meningkatkan LDL. Serat larut membantu menurunkan LDL dengan mengikat kolesterol di usus. Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari (jalan cepat, lari, renang, bersepeda). Olahraga menaikkan HDL dan menurunkan LDL serta trigliserida. Cukup jalan kaki rutin atau naik turun tangga bisa memberi manfaat nyata. Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas, terutama di pinggang, cenderung meningkatkan LDL dan menurunkan HDL. Menurunkan berat badan 5–10% saja dapat memperbaiki profil lipid dan mengurangi risiko kardiovaskular. Hindari Rokok dan Alkohol: Merokok menurunkan HDL secara signifikan dan merusak dinding pembuluh darah, membuat kolesterol jahat lebih mudah menempel. Batasi alkohol berlebih karena dapat meningkatkan trigliserida. Rutin Cek Profil Lipid: Setiap orang dewasa disarankan melakukan pemeriksaan kolesterol total dan profil lipid secara berkala. Misalnya, usia 20 tahun ke atas cek setiap 4–6 tahun jika risiko rendah, atau 1–2 tahun bila memiliki riwayat keluarga penyakit jantung, obesitas, hipertensi, dan diabetes. Pemeriksaan ini penting karena kolesterol tinggi sering tanpa gejala (“silent killer”), sehingga deteksi dini dapat menyelamatkan. Langkah-langkah di atas membantu menjaga keseimbangan kolesterol: memperbanyak “pembersih” HDL dan membatasi “penumpuk” LDL. Selain itu, moderasi makanan olahan, cukup tidur, dan mengelola stres juga mendukung profil lipid yang sehat. Ingatlah, gaya hidup sehari-hari berpengaruh besar terhadap kadar kolesterolmu. Kesimpulan Kolesterol tidak sepenuhnya buruk, tapi perlu dijaga keseimbangannya. HDL berperan melindungi jantung dengan mengangkut kolesterol jahat ke hati, sedangkan LDL berisiko menimbun plak di arteri. Menjaga LDL < 100 mg/dL dan HDL ≥ 60 mg/dL adalah target ideal. Dengan pola makan kaya serat, olahraga teratur, serta pemeriksaan kolesterol rutin, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Jangan tunggu gejala muncul — segera lakukan tes profil lipid untuk mengetahui kondisi kolesterol dalam darahmu. Langkah sederhana ini penting untuk jantung sehat seumur hidup. Sumber: Informasi dalam artikel ini berdasarkan Heartology (RS Jantung- Pembuluh Darah) dan Bumame Health yang membahas kolesterol, serta sumber medis terpercaya lainnya [bumame.com] [heartology.id] [heartology.id]

Kolesterol Baik vs Jahat, Pentingnya HDL dan LDL dalam Profil Lipid Read More »

Gangguan Hati Fatty Liver: Cara Deteksi Dini & Pencegahannya

Fatty Liver (hati berlemak) sering kali disebut penyakit “silent” karena gejalanya baru muncul setelah kondisi semakin serius. Menurut Alodokter, perlemakan hati dapat berkembang menjadi peradangan (steatohepatitis) hingga sirosis jika tidak ditangani. Bahkan, Cleveland Clinic menyebut obesitas, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik (tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi) turut menaikkan risiko kondisi ini. Untuk mencegah hal ini, deteksi dini menjadi kunci. Pemeriksaan medis rutin membantu mendeteksi fatty liver lebih awal. RS Pondok Indah menyebutkan hasil tes darah fungsi hati (kadar SGOT/SGPT) yang tinggi atau pemeriksaan USG abdomen dapat mengindikasikan penumpukan lemak di hati. Gejala ringan seperti kelelahan berlebihan atau rasa tidak nyaman di perut kanan atas juga perlu diwaspadai. Menurut RS Pondok Indah, rutin memeriksa kesehatan dapat membantu deteksi dini masalah hati sebelum berkembang lebih lanjut. Berdasarkan rekomendasi medis, beberapa langkah pencegahan fatty liver meliputi: Turunkan berat badan secara bertahap (sekitar 7–10% berat badan) untuk mengurangi lemak di hati. Makan makanan sehat rendah lemak jenuh (banyak sayur, buah, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak) untuk mendukung fungsi hati. Olahraga rutin minimal 150 menit/minggu (misalnya jalan kaki, bersepeda) untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan kebugaran tubuh. Hindari alkohol, karena alkohol dapat memperparah penumpukan lemak di hati. Kontrol gula darah & kolesterol, terutama jika menderita diabetes atau kolesterol tinggi, agar risiko kerusakan hati lebih rendah. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut dan konsultasi ke dokter secara rutin, kondisi fatty liver dapat dikendalikan sebelum menjadi komplikasi serius. Jangan tunda konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam jika ada keluhan hati; penanganan cepat dapat membantu mencegah kebutuhan transplantasi hati. Sumber: Alodokter RS Pondok Indah

Gangguan Hati Fatty Liver: Cara Deteksi Dini & Pencegahannya Read More »

Kanker Payudara, Mengenali dan Memahami Bahaya Tersembunyi

Kanker payudara adalah suatu penyakit ketika sel-sel di dalam jaringan payudara mengalami perubahan genetik yang membuatnya tumbuh dan membelah secara tidak terkendali. Pada kondisi normal, sel payudara memiliki siklus hidup yang teratur: sel lama akan mati dan digantikan oleh sel baru sesuai kebutuhan tubuh. Namun pada kanker payudara, perubahan DNA menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan kemampuan mengatur diri, sehingga terus berkembang biak, menumpuk, dan membentuk massa abnormal yang disebut tumor. Meskipun tidak semua tumor bersifat ganas, kanker payudara termasuk tumor ganas karena dapat menyerang jaringan sehat di sekitarnya dan memiliki kemampuan menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis), misalnya ke kelenjar getah bening, tulang, paru-paru, atau hati. Penyakit ini dapat muncul pada berbagai bagian payudara, seperti saluran pengangkut susu (duktus) atau kelenjar pembuat susu (lobulus). Kanker payudara dipengaruhi oleh kombinasi faktor, termasuk genetika, hormon, pola hidup, dan lingkungan. Namun pada banyak kasus, kanker muncul tanpa penyebab yang pasti. Deteksi dini sangat penting karena semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang keberhasilan pengobatan. Dengan berbagai faktor tertentu yang ada, tidak menutup kemungkinan bahwa Kanker Payudara memiliki bermacam-macam jenis, Kanker Payudara di kelompokan menjadi 2 kelompok besar, Invasif dan non-invasif (in-situ). Kanker Payudara invasif: Karsinoma Duktal Invasif (KDI): Ini adalah jenis kanker payudara invasif yang paling umum, mencapai sekitar 80% dari semua kasus. Karsinoma Lobular Invasif (KLI): Merupakan jenis kanker payudara invasif kedua yang paling umum, mencakup sekitar 10% kasus. Kanker Payudara Inflamasi (KPI): Jenis yang langka dan agresif. Kanker Payudara Triple-Negatif (TNBC): Bentuk kanker invasif lain yang juga agresif. Jenis-jenis lain: Ada juga jenis lain yang lebih jarang, seperti karsinoma meduler dan karsinoma mucinous. Kanker Payudara in-Situ: Karsinoma Duktal In Situ (DCIS): Sel abnormal berada di dalam saluran susu (duktus) dan belum menyebar. Ini adalah jenis yang paling umum dan dianggap sebagai kanker stadium 0. Karsinoma Lobular In Situ (LCIS): Sel abnormal berada di dalam lobulus (kelenjar penghasil susu). LCIS secara teknis bukan kanker, melainkan penanda yang sangat kuat akan peningkatan risiko terkena kanker payudara invasif di masa depan. Penyakit Paget pada Puting (Paget’s Disease of the Nipple): Ini adalah bentuk kanker yang jarang terjadi yang memengaruhi kulit puting dan areola (area gelap di sekitar puting). Karakteristik: Kanker ini sering kali bermanifestasi sebagai ruam merah, bersisik, gatal, atau lesi seperti eksim pada puting. Status In Situ: Penyakit Paget hampir selalu terkait dengan adanya DCIS yang mendasarinya di dalam payudara, meskipun bisa juga terkait dengan kanker invasif. Ketika sel kanker hanya ada di lapisan epidermis puting dan belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam, kondisinya adalah in situ. Pengobatan: Pengobatannya sering melibatkan pembedahan (mastektomi atau operasi penghematan puting) untuk mengangkat semua sel abnormal. Itu semua adalah jenis kanker yang saat ini sudah di temukan, apakah nantinya akan bertambah lagi seiring waktu, kita tidak tahu. Perbedaan kategori antara invasif dan insitu terletak pada cara penyebarannya, Kanker insitu mengacu pada p sel abnormal atau sel kanker yang sepenuhnya terkandung di dalam struktur tempat mereka berasal, biasanya saluran susu (duktus) atau kelenjar susu (lobulus) payudara, sedangkan Kanker invasif adalah kanker “sejati” yang telah berkembang melampaui tempat asalnya dan menyebar kesekitar bagian kanker. Jenis Kanker payudara Dengan banyaknya jenis-jenis dari kanker payudara, menandakan bahwa faktor resiko atau penyebab yang meningkatkan kemungkinannya juga sama banyaknya: Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara karena gen-gen ini berfungsi memperbaiki kerusakan DNA, dan mutasinya mengganggu kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Wanita dengan mutasi ini memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi hingga 65% (BRCA1) atau 45% (BRCA2) seumur hidup, dibandingkan rata-rata wanita non-mutasi (sekitar 8%). Selain payudara, mutasi BRCA juga meningkatkan risiko kanker lain, seperti ovarium, prostat, dan pankreas. Riwayat keluarga merupakan faktor risiko utama kanker payudara karena adanya pewarisan genetik, terutama mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dari orang tua. Risiko meningkat jika ada kerabat tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) atau bahkan kerabat dari pihak ayah yang terkena kanker payudara, terutama jika diagnosis terjadi pada usia muda atau ada riwayat kanker lain seperti ovarium, pankreas, atau prostat. Faktor risiko kanker payudara terkait usia meliputi peningkatan risiko seiring bertambahnya usia, di mana sebagian besar kasus didiagnosis pada wanita berusia di atas 50 tahun. Usia saat menstruasi pertama (terlalu dini) dan usia saat menopause (terlalu lambat) juga menjadi faktor risiko. Selain itu, usia yang lebih tua saat melahirkan anak pertama juga meningkatkan risiko. Faktor risiko perubahan hormon pada kanker payudara meliputi paparan hormon estrogen dan progesteron yang lama atau tinggi akibat menstruasi dini, menopause terlambat, tidak pernah melahirkan atau melahirkan di usia tua, penggunaan terapi hormon, dan penggunaan kontrasepsi hormonal. Kadar prolaktin yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan risiko. Faktor risiko gaya hidup pada kanker payudara meliputi konsumsi alkohol, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang (tinggi lemak jenuh), kebiasaan merokok, dan obesitas, terutama setelah menopause. Stres juga dikaitkan dengan peningkatan risiko.Gaya hidup yang meningkatkan risiko Konsumsi alkohol: Minum alkohol, bahkan dalam jumlah sedang, dapat meningkatkan kadar estrogen dan risiko kanker payudara. Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup sedenter atau tidak aktif secara fisik meningkatkan risiko kanker payudara secara signifikan. Pola makan tidak sehat: Diet tinggi lemak jenuh dan rendah serat, buah, serta sayuran dapat meningkatkan risiko. Merokok: Kebiasaan merokok secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara, terutama pada wanita pramenopause. Obesitas: Kelebihan berat badan, khususnya setelah menopause, dapat meningkatkan kadar estrogen yang memicu pertumbuhan tumor. Stres: Stres kronis juga merupakan faktor risiko yang signifikan. itu semua adalah beberapa dari sekian banyaknya faktor risiko kanker payudara, namun harus diketahui bahwa risiko-risiko yang diketahui di atas, bukanlah penyebab utama kanker payudara, dikarenakan hinga saat ini banyak di temukan berbagai macam kanker tanpa penyebab yang pasti. Ciri Kanker Payudara Ciri-ciri kanker payudara meliputi adanya benjolan di payudara atau ketiak, perubahan bentuk, ukuran, atau tekstur payudara, dan perubahan pada kulit seperti kemerahan, penebalan, atau lesung (seperti kulit jeruk). Gejala lainnya adalah keluarnya cairan dari puting (terutama yang bercampur darah), puting yang tertarik ke dalam (retraksi), serta rasa sakit dan pembengkakan pada payudara. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala ini. Ciri-ciri umum Benjolan: Adanya benjolan yang teraba keras dan tidak bisa digerakkan di payudara atau ketiak. Perubahan bentuk dan ukuran: Perubahan yang tidak biasa pada bentuk, ukuran, atau kontur payudara. Perubahan kulit: Kulit payudara menjadi kemerahan, menebal, berkerut seperti kulit jeruk, atau muncul luka. Puting tertarik

Kanker Payudara, Mengenali dan Memahami Bahaya Tersembunyi Read More »

Survey Akreditasi LAFKESPRI Di Klinik Populer Surabaya

Surabaya, 10 & 14 Oktober 2025 — Klinik Utama Populer Surabaya melaksanakan kegiatan Survey Akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer (LAFKESPRI) sebagai bagian dari komitmen peningkatan mutu layanan dan keselamatan pasien. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari survey sebelumnya yang telah dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting, dan pada kali ini dilanjutkan dengan survey luring (tatap muka) di Klinik Utama Populer Bendul Merisi, Surabaya. Survey akreditasi ini dipimpin oleh dua surveyor dari LAFKESPRI, yaitu Bapak Budiono, S.KM., M.Kes. dan dr. May Fanny Tanzilia, Sp.PK., Subsp.P.I(K), FISQua. Keduanya melakukan penilaian mendalam terhadap penerapan standar pelayanan, tata kelola administrasi, manajemen mutu, dan implementasi keselamatan pasien di seluruh unit pelayanan klinik. Kegiatan survey—baik daring maupun luring—juga dihadiri oleh jajaran pimpinan dan perwakilan penting, antara lain: Fardanto Setyatama, S.T., M.MT. – Direktur Klinik Utama Populer dr. Retno Setyowati – Dokter Penanggung Jawab Klinik dr. Devi Triadi, M.Kes– Dokter Umum Klinik dr. Rima Hayyu Krisnanda, Sp.PK. – Dokter Penanggung Jawab Laboratorium Erick Dwi Ananta, S.Tr.T. – Dinas Kesehatan Kota Surabaya (saat survey luring) Widiarti, SKM. – Dinas Kesehatan Kota Surabaya (saat survey daring) Selain itu, seluruh karyawan Klinik Utama Populer turut hadir dan berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung. Suasana penuh semangat dan kebersamaan tercermin dalam setiap sesi, baik dalam diskusi maupun saat peninjauan lapangan. Dalam sambutannya, Direktur Klinik Utama Populer, Bapak Fardanto Setyatama, menyampaikan rasa terima kasih atas kerja keras seluruh tim yang telah mempersiapkan kegiatan ini. Melalui kegiatan akreditasi ini, Klinik Utama Populer berharap dapat memperoleh hasil terbaik serta terus memperkuat posisinya sebagai salah satu klinik yang berkomitmen terhadap mutu layanan dan keselamatan pasien di Surabaya.   “Survey akreditasi bukan hanya sekadar proses penilaian, tetapi momentum untuk terus memperbaiki diri dan memastikan setiap layanan yang kami berikan benar-benar bermutu, aman, dan berorientasi pada pasien,” ujarnya. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk terus berkembang, PT. Populer Sarana Medika optimis menghadapi tantangan di tahun 2025 dan siap memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.

Survey Akreditasi LAFKESPRI Di Klinik Populer Surabaya Read More »

Detoksifikasi: Fakta vs Mitos dalam Membersihkan Tubuh dari Racun

Masyarakat sering percaya pada “detoks diet” untuk membersihkan tubuh. Namun menurut Halodoc, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Tubuh manusia sebenarnya sudah memiliki sistem detoksifikasi alami melalui hati dan ginjal. Mitos: kita perlu puasa atau minuman khusus untuk mengeluarkan racun. Fakta: selagi hati dan ginjal berfungsi baik, racun akan dibuang secara alami. Detoks diet populer memang dapat membuat seseorang lebih sehat, tetapi itu lebih karena membatasi makanan olahan atau gula berlebih daripada benar-benar “mengeluarkan racun” secara ajaib. Detoks Alami Tubuh: Menurut Halodoc, organ tubuh sudah cukup efisien menyaring dan menyingkirkan zat berbahaya. “Faktanya, tubuh dapat mengeluarkan racun dengan sendirinya saat ginjal dan hati masih berfungsi baik”. Diet Detoks Gimmick: Pendapat Gleneagles Hospital (Singapura) menyebut ide detoks instan hanyalah mitos. Panduan medis mereka menyatakan bahwa “tidak ada yang perlu melakukan detoksifikasi” karena tubuh secara alami “membuang racun jauh lebih baik daripada diet apa pun”. Pencegahan Sesungguhnya: Cara terbaik mendukung fungsi detoks adalah menjaga gaya hidup sehat: konsumsi banyak sayur-buah, hindari makanan olahan/lemak jenuh, batasi alkohol dan rokok. Minum cukup air putih membantu ginjal bekerja optimal. Dengan pola makan bergizi dan hidrasi cukup, proses penyaringan racun tubuh berjalan maksimal tanpa perlu metode ekstrim. Sumber: Halodoc dan Gleneagles [halodoc.com] [gleneagles.com.sg]

Detoksifikasi: Fakta vs Mitos dalam Membersihkan Tubuh dari Racun Read More »

Kesehatan Mata: Bahaya Paparan Layar dan Cara Menjaga Penglihatan di Era Digital

Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa menatap layar gadget berjam-jam dapat membebani mata. Profesor Chris Lohmann menuturkan, “menatap layar, kita hanya berkedip setiap 30 atau 40 detik” padahal seharusnya 10 detik sekali. Akibatnya mata cepat kering, perih, dan mudah lelah. Berdasarkan Alodokter, paparan sinar biru dari layar juga meningkatkan risiko mata minus (miopia) terutama pada anak-anak. Untuk mengurangi dampaknya, langkah perlindungan berikut disarankan: Jaga Jarak Pandang Optimal: Duduklah sekitar 40–50 cm dari layar saat menggunakan komputer atau gadget. Menurut Kemenkes, menjaga jarak pandang ini membantu mengurangi tekanan cahaya langsung ke mata. Kurangi Kecerahan Layar: Sesuaikan kecerahan dan kontras layar agar nyaman di mata. Berdasarkan panduan kesehatan, mengurangi brightness mengurangi kelelahan mata dan silau yang memperparah ketegangan mata. Istirahatkan Mata (Aturan 20-20-20): Setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (~6 meter) selama 20 detik. Praktik ini membantu mata rileks dan mengurangi kelelahan visual. Sering Berkedip dan Cek Mata Rutin: Prof. Lohmann mengingatkan bahwa frekuensi kedip menurun saat menatap layar. Oleh karena itu, usahakan sering berkedip secara sadar. Minum air putih dan periksa kesehatan mata setidaknya sekali setahun untuk mendeteksi masalah sejak dini. Dengan menerapkan tips di atas, kesehatan mata dapat terjaga meski sering menggunakan layar. Sumber: Kementerian Kesehatan (Prof. Lohmann) dan Alodokter [ayosehat.kemkes.go.id] [alodokter.com]

Kesehatan Mata: Bahaya Paparan Layar dan Cara Menjaga Penglihatan di Era Digital Read More »

Pemulihan Pasca Penyakit Berat: Nutrisi & Latihan yang Mendukung

Setelah sembuh dari penyakit serius (misalnya stroke atau infeksi berat), tubuh memerlukan dukungan ekstra. Menurut Alodokter, masa penyembuhan membutuhkan asupan kalori yang cukup serta nutrisi lengkap. Protein sangat krusial: ia “berfungsi membangun otot, memperkuat tulang, [dan] memperbaiki jaringan tubuh yang rusak” pasca sakit. Karbohidrat kompleks juga penting sebagai sumber energi dan membantu proses regenerasi sel. Selain itu, konsumsi buah-buahan dan sayuran kaya vitamin (A, C, D, E) dan mineral (zat besi, seng) dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan gizi seimbang ini, tubuh mampu memulihkan diri lebih cepat. Selain nutrisi, latihan fisik ringan dapat mempercepat pemulihan. Berdasarkan HelloSehat, olahraga ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda boleh dilakukan setelah suhu tubuh stabil (bebas demam selama 48 jam). Ahli menyarankan memulai pelan pada 20–30% intensitas biasanya kemudian ditingkatkan secara bertahap. HelloSehat juga menyebutkan contoh olahraga pasca sembuh, yaitu jalan kaki, jogging ringan, bersepeda, hingga yoga dan tai chi berintensitas rendah. Perawatan medis dan fisioterapi sebaiknya tetap di bawah pengawasan dokter. Dengan nutrisi cukup dan olahraga bertahap, pasien dapat kembali kuat dan bugar lebih cepat. Sumber: Alodokter dan HelloSehat [alodokter.com] [hellosehat.com]

Pemulihan Pasca Penyakit Berat: Nutrisi & Latihan yang Mendukung Read More »

Cacingan & Parasit di Daerah Tropis: Pencegahan dan Pengobatan

Infeksi cacing dan parasit umum terjadi di iklim tropis dengan sanitasi terbatas. Menurut Alodokter, pencegahan utama adalah menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Rutin cuci tangan pakai sabun, masak makanan (terutama daging dan sayuran) sampai matang, serta minum air bersih dapat memutus siklus penularan cacing. Ajarkan anak-anak untuk tidak bermain di tempat kotor atau memegang tanah saat makan. Pemberian obat cacing massal pada kelompok rentan (anak, ibu hamil) juga dianjurkan di daerah berisiko tinggi. Jika sudah terinfeksi, terapi obat anti cacing sangat efektif. Kata Alodokter, dokter biasanya meresepkan obat-obatan seperti mebendazole, albendazole, atau ivermectin untuk melawan berbagai jenis cacing usus. HelloSehat menambahkan bahwa pengobatan cacingan juga mencakup pemberian obat kepada seluruh anggota keluarga agar mencegah penularan ulang. Penting bagi pasien untuk mengikuti petunjuk dokter dan memastikan kebersihan setelah minum obat (misalnya ganti alas tidur). Dengan kombinasi sanitasi yang baik dan pengobatan tepat, cacingan dan infeksi parasit lainnya dapat dikontrol secara efektif. Sumber: Alodokter dan HelloSehat [alodokter.com] [hellosehat.com]

Cacingan & Parasit di Daerah Tropis: Pencegahan dan Pengobatan Read More »

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top