Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang kini banyak ditemukan di lingkungan dan makanan kita. Saat masuk ke tubuh, partikel ini dapat memicu reaksi berbahaya. Misalnya, situs Alodokter mencatat bahwa mikroplastik membawa bahan kimia seperti BPA dan pestisida ke dalam tubuh, yang dapat mengganggu sistem endokrin (hormon) dan metabolisme tubuh. Akibatnya, paparan jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, gangguan hormonal, hingga masalah reproduksi.
Informasi dari Kementerian Kesehatan Indonesia (AyoSehat) menyebutkan, mikroplastik yang tertelan atau terhirup dapat memicu peradangan pada organ tubuh. Partikel kecil itu mungkin menempel di organ seperti hati, ginjal, dan usus, “memicu reaksi peradangan yang pada akhirnya dapat menyebabkan tumor atau kanker”. WWF Indonesia juga mengingatkan mikroplastik bisa merusak sel-sel tubuh dan gangguan hormon – misalnya secara potensi memicu naiknya kadar hormon stres dan peradangan kronis.
Meski penelitian masih terus berlangsung, tingkat kewaspadaan perlu ditingkatkan. Cara pencegahan sederhana adalah mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, memilih makanan segar (bukan makanan kemasan), dan memerhatikan kualitas udara sekitar. Kata ahli lingkungan, batas aman pasti paparan mikroplastik pada manusia belum ditetapkan, jadi yang terbaik adalah meminimalkan paparan. Dengan membatasi penggunaan plastik dan menjaga kebersihan, kita membantu tubuh tidak kelebihan “benda asing” ini.
Sumber:
- Alodokter [alodokter.com]
- Kemenkes [ayosehat.kemkes.go.id]