Luqman Hakim

Suhu Tubuh Ideal Manusia: Apa Artinya Jika Naik/Turun?

Suhu tubuh manusia adalah indikator penting dari kesehatan seseorang. Suhu tubuh yang ideal biasanya berkisar antara 36,1°C hingga 37,2°C. Namun, suhu tubuh dapat mengalami perubahan sepanjang hari karena berbagai faktor, termasuk aktivitas fisik, lingkungan, dan kondisi kesehatan. Suhu Tubuh Normal Banyak orang menganggap suhu tubuh normal adalah 37°C, tetapi penelitian menunjukkan bahwa suhu rata-rata manusia sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 36,7°C. Suhu tubuh juga dapat bervariasi berdasarkan usia: Bayi dan anak-anak: 36,6°C – 37,2°C. Dewasa: 36,1°C – 37,2°C. Lansia: Lebih rendah dari 36,2°C. Apa yang Terjadi Jika Suhu Tubuh Naik? Kenaikan suhu tubuh bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: Demam: Biasanya terjadi akibat infeksi virus atau bakteri. Aktivitas fisik: Olahraga dapat meningkatkan suhu tubuh sementara. Lingkungan panas: Tubuh akan berkeringat untuk mendinginkan diri. Merokok: Dapat meningkatkan suhu paru-paru dan tubuh. Jika suhu tubuh melebihi 40°C, seseorang berisiko mengalami hipertermia, yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Apa yang Terjadi Jika Suhu Tubuh Turun? Penurunan suhu tubuh juga bisa menjadi tanda kondisi tertentu, seperti: Hipotermia: Suhu tubuh di bawah 35°C bisa berbahaya dan mengindikasikan gangguan kesehatan. Usia lanjut: Lansia cenderung memiliki suhu tubuh lebih rendah. Lingkungan dingin: Tubuh akan menggigil untuk menghasilkan panas. Kesimpulan Suhu tubuh manusia adalah mekanisme penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Perubahan suhu tubuh bisa menjadi tanda kondisi kesehatan tertentu, sehingga penting untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh dan cara mengatasinya. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel lengkap di Hello Sehat, DokterSehat, dan Halodoc.

Suhu Tubuh Ideal Manusia: Apa Artinya Jika Naik/Turun? Read More »

Apakah Berkeringat Selalu Tandanya Sehat?

Berkeringat adalah proses alami tubuh untuk mengatur suhu dan menjaga keseimbangan cairan. Namun, apakah berkeringat selalu menandakan kondisi tubuh yang sehat? Jawabannya tidak selalu. Ada berbagai faktor yang menentukan apakah keringat yang keluar merupakan tanda kesehatan atau justru indikasi masalah medis. Manfaat Berkeringat Mengatur Suhu Tubuh Keringat membantu tubuh mendinginkan diri saat suhu meningkat, baik karena aktivitas fisik maupun cuaca panas. Membuang Racun Meskipun sebagian besar racun dikeluarkan melalui hati dan ginjal, keringat juga berperan dalam mengeluarkan zat seperti aluminium dan mangan. Menjaga Kesehatan Kulit Keringat mengandung zat antimikroba yang membantu melawan bakteri di kulit, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi. Kapan Berkeringat Bisa Menjadi Masalah? Hiperhidrosis Kondisi ini menyebabkan seseorang berkeringat berlebihan tanpa pemicu yang jelas. Biasanya terjadi di telapak tangan, kaki, dan ketiak, serta bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Keringat Malam Berlebihan Jika seseorang berkeringat berlebihan saat tidur, terutama dalam kondisi ruangan yang sejuk, ini bisa menjadi tanda penyakit serius seperti kanker, infeksi, atau gangguan hormon. Heat Stroke Jika tubuh tidak mampu mengatur suhu dengan baik, seseorang bisa mengalami heat stroke, yang ditandai dengan ketidakmampuan berkeringat, pusing, dan bahkan kehilangan kesadaran. Kesimpulan Berkeringat adalah mekanisme penting bagi tubuh, tetapi tidak selalu menandakan kesehatan yang baik. Jika keringat berlebihan terjadi tanpa sebab yang jelas atau disertai gejala lain seperti pusing dan lemas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Untuk informasi lebih lengkap, Anda bisa membaca artikel terkait di Surat Dokter dan Halodoc.

Apakah Berkeringat Selalu Tandanya Sehat? Read More »

Waktu Terbaik Minum Air: Bukan Saat Haus Saja!

Minum air adalah kebutuhan dasar manusia yang sering kali dianggap sepele. Banyak orang hanya minum ketika merasa haus, padahal tubuh membutuhkan cairan secara teratur agar tetap berfungsi dengan baik. Berikut adalah beberapa waktu terbaik untuk minum air yang bisa membantu menjaga kesehatan tubuh. 1. Saat Bangun Tidur Minum air setelah bangun tidur membantu mengaktifkan organ dalam dan menghidrasi tubuh setelah berjam-jam tanpa cairan. Ini juga dapat membantu membersihkan racun yang menumpuk selama tidur. 2. Sebelum Makan Minum air sebelum makan dapat membantu mengontrol porsi makanan dan meningkatkan metabolisme. Selain itu, air membantu sistem pencernaan bekerja lebih efisien. 3. Setelah Makan Air membantu proses pencernaan dengan melancarkan pergerakan makanan melalui sistem pencernaan. Ini juga membantu tubuh menyerap nutrisi dengan lebih baik. 4. Sebelum dan Setelah Olahraga Saat berolahraga, tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat. Minum air sebelum dan setelah olahraga membantu menjaga keseimbangan cairan dan mencegah dehidrasi. 5. Saat Merasa Lelah Ketika tubuh mulai merasa lelah, sering kali penyebabnya adalah dehidrasi ringan. Minum air dapat membantu meningkatkan energi dan fokus. 6. Saat Sakit Ketika tubuh sedang sakit, terutama saat demam atau flu, kebutuhan cairan meningkat. Minum air yang cukup membantu mempercepat pemulihan dan menjaga tubuh tetap terhidrasi. 7. Sebelum Tidur Minum air sebelum tidur dalam jumlah yang cukup dapat membantu tubuh tetap terhidrasi sepanjang malam. Namun, hindari minum terlalu banyak agar tidak mengganggu tidur karena harus sering ke kamar mandi. Kesimpulan Minum air bukan hanya tentang menghilangkan rasa haus, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung fungsi organ. Dengan mengetahui waktu terbaik untuk minum air, kita dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah berbagai masalah akibat dehidrasi. Sumber: Tribun Health Halodoc VOI Brilio

Waktu Terbaik Minum Air: Bukan Saat Haus Saja! Read More »

Apa Itu Metabolisme? Dan Kenapa Penting untuk Diet?

Metabolisme adalah serangkaian proses biokimia yang terjadi dalam tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan dalam menjalankan fungsi-fungsi tubuh. Proses ini melibatkan berbagai reaksi kimia yang terjadi di dalam sel-sel tubuh dan berperan penting dalam pertumbuhan, pemeliharaan, serta regulasi energi. Jenis-Jenis Metabolisme Metabolisme terbagi menjadi dua proses utama: Katabolisme – Proses pemecahan zat makanan menjadi molekul yang lebih sederhana untuk menghasilkan energi. Contohnya adalah pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pemecahan lemak menjadi asam lemak. Anabolisme – Proses pembentukan zat kompleks dari molekul yang lebih sederhana. Proses ini membutuhkan energi dan nutrisi untuk memperbaiki jaringan, memperbarui sel-sel, dan mendukung pertumbuhan. Pengaruh Metabolisme terhadap Diet Saat seseorang melakukan diet, metabolisme beradaptasi dengan berbagai cara: Penurunan Asupan Kalori dan Pengaturan Hormon – Saat asupan kalori berkurang, tubuh merespons dengan menurunkan kadar hormon tiroid, yang bertanggung jawab untuk mengatur tingkat metabolisme. Pemecahan Lemak – Dalam situasi kalori yang terbatas, tubuh mulai menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi tambahan melalui proses lipolisis. Pentingnya Asupan Protein – Saat diet, asupan protein yang cukup penting untuk mempertahankan massa otot. Kekurangan protein dapat menyebabkan kehilangan massa otot, yang berdampak pada tingkat metabolisme tubuh. Kesimpulan Metabolisme memainkan peran penting dalam diet dan pengelolaan berat badan. Memahami bagaimana tubuh mengatur energi dan bagaimana diet mempengaruhi metabolisme dapat membantu seseorang mencapai tujuan kesehatan dengan lebih efektif. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang metabolisme dan diet, Anda bisa membaca artikel lengkapnya di LBC Slimming Centre dan UMSU.

Apa Itu Metabolisme? Dan Kenapa Penting untuk Diet? Read More »

Fakta Tentang Kolesterol: Ada yang Baik, Ada yang Jahat!

Kolesterol sering kali dianggap sebagai musuh kesehatan, tetapi kenyataannya, tubuh kita membutuhkan kolesterol untuk berfungsi dengan baik. Ada dua jenis utama kolesterol: kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Memahami perbedaan keduanya dapat membantu kita menjaga kesehatan dengan lebih baik. 1. Apa Itu Kolesterol? Kolesterol adalah zat lilin mirip lemak yang ditemukan dalam darah. Tubuh kita mendapatkan kolesterol dari dua sumber utama: hati yang memproduksi kolesterol secara alami dan makanan yang kita konsumsi. Kolesterol berperan penting dalam pembentukan membran sel, hormon, dan vitamin D. 2. Kolesterol Baik vs. Kolesterol Jahat HDL (High-Density Lipoprotein): Dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu mengangkut kolesterol dari berbagai bagian tubuh kembali ke hati untuk dibuang. LDL (Low-Density Lipoprotein): Disebut kolesterol jahat karena kadar yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Selain itu, ada juga VLDL (Very Low-Density Lipoprotein) yang berkontribusi terhadap penumpukan plak di arteri, meskipun lebih banyak membawa trigliserida daripada kolesterol. 3. Bagaimana Kolesterol Diukur? Kolesterol diukur dalam miligram per desiliter (mg/dL) melalui tes darah yang disebut panel lipid atau profil lipid. Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan arteri, sedangkan kadar HDL yang tinggi dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. 4. Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol Kolesterol tidak selalu buruk: Tubuh membutuhkan kolesterol untuk membentuk hormon dan melindungi sel. Orang kurus juga bisa memiliki kolesterol tinggi: Penampilan fisik yang sehat tidak selalu menjamin kadar kolesterol yang normal. Kolesterol tinggi tidak selalu harus diatasi dengan obat: Perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat dan olahraga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. 5. Cara Menjaga Keseimbangan Kolesterol Konsumsi makanan sehat seperti buah, sayur, dan biji-bijian. Hindari makanan tinggi lemak trans dan lemak jenuh. Rutin berolahraga untuk meningkatkan kadar HDL. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Memahami fakta tentang kolesterol dapat membantu kita menjaga kesehatan dengan lebih baik. Dengan pola hidup sehat, kita bisa mengontrol kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung serta stroke. Sumber: IDN Times KapanLagi

Fakta Tentang Kolesterol: Ada yang Baik, Ada yang Jahat! Read More »

Kenapa Kita Harus Cuci Tangan dengan Benar?

Mencuci tangan adalah kebiasaan sederhana yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan. Banyak penyakit menular yang dapat dicegah hanya dengan mencuci tangan dengan benar. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mencuci tangan dengan benar sangat penting: 1. Mencegah Penyebaran Penyakit Tangan adalah salah satu bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan berbagai benda dan permukaan. Tanpa disadari, tangan kita bisa menjadi perantara penyebaran kuman dan virus. Dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit seperti diare, flu, pneumonia, dan infeksi lainnya. 2. Mengurangi Risiko Infeksi Kuman dan bakteri dapat berpindah dari tangan ke makanan, wajah, atau benda lain yang sering kita sentuh. Jika tangan tidak dicuci dengan benar, kuman dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan berbagai infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan dan pencernaan. 3. Mencegah Penyebaran COVID-19 dan Penyakit Menular Lainnya Pandemi COVID-19 mengajarkan kita betapa pentingnya mencuci tangan secara rutin. Virus dapat menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus ini. 4. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Secara Keseluruhan Mencuci tangan tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Dengan menjaga kebersihan tangan, kita membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mengurangi risiko penyebaran penyakit di komunitas. Cara Mencuci Tangan yang Benar Agar mencuci tangan efektif, ikuti langkah-langkah berikut: Basahi tangan dengan air mengalir. Gunakan sabun dan gosok tangan selama minimal 20 detik. Pastikan untuk membersihkan seluruh bagian tangan, termasuk sela-sela jari dan kuku. Bilas tangan dengan air bersih. Keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu. Dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan yang benar, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang lain dari berbagai penyakit. Jadi, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan benar setiap saat! Sumber: Guesehat Hello Sehat Kementerian Kesehatan RI Halodoc

Kenapa Kita Harus Cuci Tangan dengan Benar? Read More »

Gizi Seimbang: Apa Bedanya dengan Diet?

Gizi seimbang dan diet sering kali dianggap sama, tetapi sebenarnya memiliki konsep yang berbeda. Gizi seimbang adalah pola makan yang mencakup semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai, sedangkan diet lebih sering dikaitkan dengan upaya mengatur pola makan untuk tujuan tertentu, seperti menurunkan berat badan atau mengontrol kondisi kesehatan. Pengertian Gizi Seimbang Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Konsep ini menekankan pentingnya konsumsi makanan yang beragam, menjaga pola hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan. Prinsip Gizi Seimbang Menurut Kementerian Kesehatan RI, pedoman gizi seimbang mencakup beberapa prinsip utama: Mengonsumsi makanan beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro. Menjaga pola hidup bersih untuk mencegah penyakit akibat makanan. Melakukan aktivitas fisik secara rutin untuk menjaga kesehatan tubuh. Memantau berat badan secara teratur agar tetap dalam kisaran normal. Apa Itu Diet? Diet adalah pola makan yang diatur untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menurunkan berat badan, meningkatkan massa otot, atau mengontrol penyakit tertentu. Ada berbagai jenis diet, seperti diet rendah karbohidrat, diet tinggi protein, dan diet vegetarian. Namun, tidak semua diet memperhatikan keseimbangan gizi, sehingga bisa berisiko jika tidak dilakukan dengan benar. Perbedaan Gizi Seimbang dan Diet Aspek Gizi Seimbang Diet Tujuan Memenuhi kebutuhan gizi harian Menyesuaikan pola makan untuk tujuan tertentu Komposisi Mengandung semua zat gizi dalam jumlah seimbang Bisa membatasi atau menekankan jenis makanan tertentu Keberlanjutan Dapat diterapkan seumur hidup Bisa bersifat sementara atau jangka panjang tergantung tujuan Dampak Kesehatan Menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan Bisa berdampak positif atau negatif tergantung jenis diet Kesimpulan Gizi seimbang adalah pendekatan yang lebih holistik dalam menjaga kesehatan tubuh, sementara diet lebih spesifik dan sering kali memiliki tujuan tertentu. Memahami perbedaan ini penting agar kita dapat memilih pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan gaya hidup kita. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel dari Kementerian Kesehatan RI dan Halodoc.

Gizi Seimbang: Apa Bedanya dengan Diet? Read More »

Apakah Stres Bisa Bikin Sakit Fisik?

Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan atau tantangan. Namun, jika stres berlangsung dalam jangka panjang atau tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa lebih dari sekadar gangguan emosional—stres juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik. Hubungan Antara Stres dan Kesehatan Fisik Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini berfungsi untuk membantu tubuh menghadapi situasi yang menegangkan. Namun, jika stres terjadi terus-menerus, hormon ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti: Sakit Kepala dan Migrain Stres dapat memicu ketegangan otot di leher dan kepala, yang berujung pada sakit kepala atau bahkan migrain. Gangguan Pencernaan Stres dapat mempengaruhi sistem pencernaan, menyebabkan gangguan seperti maag, sindrom iritasi usus (IBS), dan mual. Penyakit Jantung Tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang meningkat akibat stres dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Gangguan Tidur Stres sering kali menyebabkan insomnia atau gangguan tidur lainnya, yang berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Sistem Imun Melemah Stres berkepanjangan dapat menurunkan daya tahan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Cara Mengelola Stres untuk Kesehatan yang Lebih Baik Mengelola stres dengan baik dapat membantu mencegah dampak negatifnya terhadap kesehatan fisik. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain: Latihan Pernapasan dan Relaksasi Teknik seperti meditasi dan yoga dapat membantu menurunkan kadar hormon stres. Olahraga Teratur Aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi endorfin, hormon yang membantu mengurangi stres. Tidur yang Cukup Tidur yang berkualitas sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan tubuh. Menulis Jurnal atau Curhat Menyalurkan emosi melalui tulisan atau berbicara dengan orang yang dipercaya dapat membantu mengurangi stres. Konseling atau Terapi Psikologis Jika stres sudah terlalu berat, berkonsultasi dengan ahli dapat menjadi solusi yang efektif. Kesimpulannya, stres bukan hanya berdampak pada kondisi mental, tetapi juga dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan fisik. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda stres dan mengelolanya dengan baik agar tubuh tetap sehat dan bugar. Sumber: Benarkah Stres Bisa Sebabkan Sakit Kepala dan Migrain? Benarkah Stres Bikin Sakit? Ini Penjelasan Bagaimana Emosi Bisa Mempengaruhi Kesehatan Tubuh Terlalu Sering Stres Sebabkan 6 Penyakit Ini

Apakah Stres Bisa Bikin Sakit Fisik? Read More »

Fakta Tentang Vaksin: Apa Bedanya dengan Obat?

Dalam dunia medis, vaksin dan obat memiliki peran yang sangat berbeda, meskipun keduanya sering kali dianggap serupa oleh masyarakat. Pemahaman yang tepat mengenai perbedaan ini sangat penting agar kita dapat mengambil keputusan kesehatan yang lebih baik. Apa Itu Vaksin? Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup tetapi dilemahkan. Tujuan utama vaksin adalah mencegah penyakit dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk perlindungan terhadap patogen tertentu. Vaksin diberikan kepada individu yang masih sehat agar tubuhnya siap menghadapi serangan penyakit di masa depan. Apa Itu Obat? Obat, di sisi lain, digunakan untuk mengobati penyakit yang sudah menyerang tubuh. Obat bekerja dengan berbagai mekanisme, seperti membunuh kuman penyebab infeksi, menghambat replikasi virus, atau sekadar meredakan gejala. Berbeda dengan vaksin, obat diberikan setelah seseorang mengalami gejala penyakit. Perbedaan Cara Kerja Vaksin dan Obat Aspek Vaksin Obat Tujuan Pencegahan penyakit Pengobatan penyakit Waktu Pemberian Saat tubuh masih sehat Saat tubuh sudah terinfeksi Mekanisme Kerja Merangsang sistem imun untuk membentuk perlindungan Mengatasi infeksi atau gejala penyakit Komponen Utama Antigen dari mikroorganisme yang dilemahkan atau mati Senyawa kimia atau biologis yang mempengaruhi sistem fisiologi tubuh Mengapa Vaksin Penting? Kesalahpahaman bahwa vaksin adalah obat dapat berdampak buruk. Banyak orang yang merasa tidak perlu divaksin karena menganggap bisa sembuh dengan obat jika sakit. Padahal, tidak semua penyakit mudah disembuhkan setelah muncul. Beberapa penyakit seperti campak atau hepatitis B dapat menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, pencegahan melalui vaksinasi jauh lebih aman dan efektif. Kesimpulan Vaksin dan obat memiliki peran yang berbeda dalam dunia medis. Vaksin digunakan untuk mencegah penyakit dengan membentuk kekebalan tubuh sebelum seseorang terpapar patogen, sedangkan obat digunakan untuk mengobati penyakit yang sudah terjadi. Memahami perbedaan ini membantu kita dalam mengambil keputusan kesehatan yang lebih baik. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu meningkatkan pemahaman tentang pentingnya vaksinasi! 😊

Fakta Tentang Vaksin: Apa Bedanya dengan Obat? Read More »

Apa Itu Imunisasi? Kenapa Penting Sejak Dini?

Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk membantu sistem kekebalan mengenali dan melawan penyakit tertentu. Vaksin mengandung kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi cukup untuk merangsang tubuh membentuk antibodi. Pentingnya Imunisasi Sejak Dini Imunisasi sangat penting diberikan sejak dini karena sistem imun anak masih belum berkembang secara optimal seperti orang dewasa. Berikut beberapa alasan mengapa imunisasi perlu dilakukan sejak dini: Mencegah Penyakit Berbahaya Anak yang mendapatkan imunisasi memiliki perlindungan terhadap berbagai penyakit serius seperti polio, campak, hepatitis B, dan tuberkulosis. Mengurangi Risiko Penyebaran Penyakit Dengan imunisasi, risiko penyebaran penyakit menular dapat dikurangi, sehingga melindungi anak-anak lain yang belum bisa menerima vaksin. Mendukung Kesehatan Masyarakat Imunisasi tidak hanya melindungi individu tetapi juga menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity), yang membantu mencegah wabah penyakit. Jenis Imunisasi Wajib di Indonesia Di Indonesia, terdapat lima jenis imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada anak di bawah usia satu tahun: Vaksin Hepatitis B – Mencegah infeksi virus hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Vaksin Polio – Melindungi dari virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksin BCG – Mencegah tuberkulosis (TBC). Vaksin Campak – Melindungi dari penyakit campak yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Vaksin DPT-HB-HiB – Mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B. Efek Samping Imunisasi Efek samping imunisasi umumnya ringan dan sementara, seperti demam ringan, nyeri di tempat suntikan, atau rewel. Efek ini menunjukkan bahwa tubuh sedang membentuk perlindungan terhadap penyakit. Kesimpulan Imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak sejak dini. Dengan imunisasi, anak terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya, membantu mengurangi penyebaran penyakit, dan mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, orang tua perlu memastikan anak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang dianjurkan oleh tenaga medis. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat membaca artikel lengkap di HonestDocs, Kementerian Kesehatan, dan Columbia Asia.

Apa Itu Imunisasi? Kenapa Penting Sejak Dini? Read More »

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top