Gangguan pendengaran sering kali terabaikan hingga parah. Tanda awalnya antara lain kesulitan mendengar pembicaraan di sekitar, harus menaikkan volume TV/musik sangat keras, serta telinga berdering (tinnitus). Anda mungkin sering meminta lawan bicara mengulang ucapan atau kesulitan memahami kata konsonan. Faktor risiko utama adalah penuaan (presbikusis) dan paparan kebisingan berlebihan dalam waktu lama. Misalnya sering berada di konser keras atau mendengarkan musik dengan earphone volume maksimum.
Untuk mencegah gangguan pendengaran:
-
Jaga kebersihan telinga: Hindari membersihkan telinga terlalu dalam. Bersihkan kotoran tipis menggunakan kain atau tisu.
-
Periksa pendengaran rutin: Minimal setahun sekali, terutama setelah usia 50 atau jika sering terpapar bising.
-
Hindari suara keras: Dengarkan musik pada volume normal, gunakan headset dengan pembatas volume. Jangan terlalu lama terkena suara >85 dB.
-
Gunakan pelindung telinga: Pakai earplug atau earmuff saat berada di lingkungan bising (konstruksi, konser, jalan raya padat).
-
Jauhi sumber kebisingan: Contohnya, jangan berdiri dekat speaker, hindari area perempatan ramai.
Jika gejala awal dibiarkan, masalah pendengaran bisa menjadi permanen. Sebagian kasus ringan (infeksi, penumpukan kotoran) dapat disembuhkan jika segera ditangani. Namun gangguan akibat usia memang tidak bisa diubah, sehingga pencegahan dengan gaya hidup sehat adalah kunci. Segera konsultasikan ke dokter THT bila Anda menduga adanya penurunan pendengaran.
Sumber: RS Pondok Indah