Menurut data WHO GLOBOCAN 2022, kasus kanker di Indonesia mencapai ratusan ribu per tahun. Lima jenis kanker terbanyak (gabungan laki-laki/wanita) adalah kanker payudara, paru, serviks, kolorektal, dan hati Kanker payudara adalah yang paling umum (≈65 ribu kasus baru per tahun). Kanker serviks menduduki urutan berikutnya (≈36 ribu kasus) dan hampir selalu terkait infeksi HPV: tindakan pencegahan utamanya adalah vaksinasi HPV dan deteksi dini dengan pap smear atau tes HPV. Kanker paru (≈25 ribu kasus) paling banyak pada pria; faktor risikonya terutama merokok aktif maupun pasif. Kanker kolorektal (>34 ribu kasus) dan kanker hati juga umum terjadi.
Faktor risiko yang perlu diwaspadai antara lain merokok, paparan polusi, infeksi kronis (seperti virus HPV untuk serviks, HBV/HCV untuk hati), riwayat keluarga, obesitas, pola makan tinggi lemak, dan usia lanjut. Deteksi dini sangat penting: misalnya, kanker payudara stadium awal memiliki angka kesembuhan 90%, jauh lebih tinggi daripada bila sudah menyebar.
Cara skrining:
-
Payudara: SADARI (periksa payudara sendiri) setiap bulan dan mamografi rutin bagi wanita usia 40+ untuk menemukan benjolan yang tidak teraba.
-
Serviks: Pap smear atau tes HPV tiap 3-5 tahun untuk wanita 21–65 tahun; vaksinasi HPV sejak remaja.
-
Kolorektal: Uji darah samar tinja atau kolonoskopi pada usia di atas 50 tahun.
-
Lainnya: Waspadai gejala seperti batuk berkepanjangan (kanker paru), pendarahan mencurigakan (dari dubur atau vagina), benjolan di perut atau payudara.
Secara keseluruhan, gaya hidup sehat (tidak merokok, aktif bergerak, makan seimbang) dan skrining teratur sesuai anjuran dokter adalah kunci mencegah dan mendeteksi kanker lebih awal di Indonesia.
Sumber: