Paparan polusi udara dapat merusak kesehatan paru secara bertahap. WHO menegaskan polusi udara berkaitan erat dengan penyakit stroke, jantung, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), kanker paru, hingga pneumonia. WHO juga mencatat sekitar 99% populasi dunia tinggal di area dengan kualitas udara di atas batas aman. Menghirup udara tercemar memaksa paru bekerja ekstra membersihkan zat berbahaya, sehingga fungsi paru bisa menurun cepat.
Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), paru-paru unik karena langsung terpapar polutan tanpa adaptasi positif. ACSM menyarankan orang menghindari berolahraga di luar saat kualitas udara buruk. Oleh karena itu, selalu cek nilai Air Quality Index (AQI) harian dan batasi aktivitas di luar ruangan jika polusi tinggi.
Tips melindungi paru saat polusi tinggi:
-
Periksa kualitas udara: Gunakan aplikasi atau situs pemantau AQI. Kurangi aktivitas luar saat polusi buruk.
-
Pakai masker: Jika terpaksa ke luar, gunakan masker pelindung (N95) untuk menyaring partikel polutan.
-
Gunakan air purifier: Alat penyaring udara dengan filter HEPA dapat mengurangi partikel debu/asap di dalam rumah.
-
Hentikan merokok: Hindari rokok di dalam rumah, karena asap rokok sangat meningkatkan risiko penyakit paru kronis.
-
Konsumsi antioksidan: Perbanyak buah dan sayur kaya vitamin C, E, atau seng untuk membantu melawan radikal bebas polusi.
Selain itu, pastikan ventilasi rumah baik (buka jendela saat udara luar bersih). Alodokter menyebut penggunaan air purifier bisa juga menurunkan risiko kambuhnya asma dengan menyaring debu dan alergen. Dengan langkah sederhana ini, Anda membantu menjaga fungsi paru tetap optimal meski terpapar polusi.
Sumber:
- ACSM [acsm.org]
- Alodokter [alodokter.com]