Mengapa Jarang Buang Air Kecil Bisa Berbahaya?

Jarang buang air kecil bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan cairan atau ada masalah kesehatan. Normalnya, orang sehat buang air kecil sekitar 6–8 kali sehari. Mayo Clinic mengatakan, jika frekuensi sangat rendah, ada risiko dehidrasi yang membebani ginjal. Berikut beberapa alasan mengapa jarang pipis perlu diwaspadai:

  • Dehidrasi. Minum terlalu sedikit cairan akan membuat volume urine menurun drastis. Dehidrasi kronis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan membuat ginjal lebih sulit menyaring darah. Gejalanya meliputi urine pekat berwarna gelap, mulut kering, dan pusing.

  • Masalah Ginjal atau Saluran Kemih. Jarang pipis bisa juga disebabkan sumbatan (misalnya batu ginjal) yang menghambat aliran urine. Jika disertai nyeri perut/samping dan demam, segera periksa ke dokter. Infeksi saluran kemih yang berat juga kadang membuat buang air kecil jadi jarang tapi menyakitkan.

  • Efek Samping Obat. Beberapa obat, terutama diuretik dosis tinggi, secara paradoks bisa membuat tubuh menahan cairan sehingga menurunkan frekuensi buang air kecil. Jika kamu sedang minum obat tertentu, cek efek sampingnya.

  • Pola Hidup dan Diet. Konsumsi kafein atau alkohol berlebihan awalnya meningkatkan keluarnya urine, tetapi jika lama-kelamaan malah terjadi dehidrasi, tubuh bisa ‘hemat’ cairan. Pastikan asupan air putih cukup setiap hari (sekitar 2 liter). Menurut CDC, hidrasi penting untuk fungsi tubuh termasuk ekskresi limbah.

Jika merasa sangat jarang buang air kecil dalam satu hari (misalnya kurang dari 3–4 kali) dan mengalami keluhan di atas, sebaiknya periksakan diri. Jangan anggap remeh, karena ginjal yang tidak sehat bisa berdampak serius. Kunci utamanya adalah minum cukup air dan mendengarkan sinyal tubuh agar selalu sehat.

Sumber: Mayo Clinic

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top