Kesehatan Umum

Dampak Kafein terhadap Kesehatan Jantung dan Sirkulasi Darah

Kafein adalah stimulan, efeknya dua sisi. Menurut Alodokter, konsumsi kafein moderat (≤400 mg/hari) malah dapat menurunkan risiko penyakit jantung berkat antioksidan asam klorogenat dalam kopi. Namun hati-hati: jika berlebihan, kafein bisa meningkatkan tekanan darah dan memicu jantung berdebar. Efek-efek tersebut terutama pada orang yang sensitif atau punya riwayat jantung. Contohnya, kafein memicu pelepasan hormon adrenalin yang menaikkan denyut jantung dan tekanan. Orang dengan aritmia harus ekstra hati-hati karena palpitasi kafein bisa memperberat kondisi. Di sisi lain, kafein juga meningkatkan kewaspadaan dan stamina saat berolahraga. Minum kopi dalam dosis wajar (sekitar 1–2 cangkir/ hari) memberikan asupan antioksidan tinggi, bermanfaat untuk sirkulasi darah. Kuncinya adalah moderasi. Batasi konsumsi kopi/teh agar tak melewati ~400 mg kafein per hari. Kurangi tambahan gula dan krim, karena gula berlebih juga buruk untuk jantung. Jika Anda merasakan jantung cepat berdebar, sebaiknya cek dengan dokter—mungkin perlu kurangi kafein atau cek kesehatan jantung lebih lanjut. Sumber: Alodokter – Manfaat Kafein Alodokter – Bahaya Kafein

Dampak Kafein terhadap Kesehatan Jantung dan Sirkulasi Darah Read More »

Gangguan Tidur Kronis: Penanganan Non-Obat untuk Insomnia & Sleep Apnea

Insomnia dan sleep apnea adalah gangguan tidur umum. Untuk insomnia kronis, terapi perilaku kognitif (CBT-I) direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama non-obat. CBT-I mencakup kontrol stimulus (hanya tidur di tempat tidur), pembatasan waktu tidur, teknik relaksasi, dan edukasi kebersihan tidur. Selain itu, perbaiki kebersihan tidur: Tetapkan waktu tidur/bangun teratur setiap hari. Hindari gadget dan kafein sebelum tidur. Ciptakan lingkungan tidur nyaman, gelap, dan hening. Lakukan relaksasi (misalnya mandi hangat, meditasi) sebelum tidur. Untuk sleep apnea ringan, perubahan gaya hidup bisa membantu. Menurut Alodokter, penderita sleep apnea ringan dianjurkan menurunkan berat badan, berhenti merokok, dan tidur menyamping. Posisi tidur menyamping mencegah lidah dan otot leher menyumbat saluran napas. Olahraga teratur dan menghindari alkohol sebelum tidur juga dianjurkan. Dengan konsistensi, kombinasi strategi non-obat ini seringkali cukup. Namun, setiap orang berbeda, jadi konsultasikan dengan spesialis tidur. Menurut para ahli, penanganan gangguan tidur sebaiknya dikembangkan bersama profesional kesehatan agar sesuai kondisi. Sumber: Liputan6 (CBT-I) Alodokter (Sleep Apnea)

Gangguan Tidur Kronis: Penanganan Non-Obat untuk Insomnia & Sleep Apnea Read More »

Kesehatan Gigi & Mulut: Mengapa Pemeriksaan Rutin Tidak Bisa Dilewatkan

Banyak orang baru ke dokter gigi saat sakit, padahal pemeriksaan rutin dua kali setahun sangat dianjurkan. Menurut Alodokter, ke dokter gigi minimal tiap 6 bulan sekali dapat mencegah masalah sebelum parah. Kementerian Kesehatan pun mengimbau pemeriksaan gigi enam bulanan untuk deteksi dini masalah gigi seperti gigi berlubang atau radang gusi. Alasan pentingnya pemeriksaan rutin meliputi: Deteksi dini karies atau lubang kecil. Dokter gigi bisa tambal sejak awal sehingga tidak jadi lebih besar. Pemeriksaan pendengaran mulut terhadap penyakit serius (misalnya kanker mulut). Kanker mulut seringkali gejalanya tersembunyi; pemeriksaan rutin membantu menemukan indikasi awal. Melatih kebiasaan perawatan gigi sejak dini: anak-anak dan dewasa jadi terbiasa jaga kebersihan gigi jika rutin ke dokter. Hemat biaya di masa depan: perawatan dini lebih murah daripada bila gigi sudah parah. Penting dicatat bahwa deteksi dini bisa menyelamatkan gigi dan hidup kita. Tak ada alasan melewatkan kunjungan rutin – bahkan bila tidak ada keluhan. Ikuti anjuran dokter gigi dan segera periksa jika merasakan ada masalah kecil. Sumber: Kemkes RI Alodokter.com

Kesehatan Gigi & Mulut: Mengapa Pemeriksaan Rutin Tidak Bisa Dilewatkan Read More »

Panduan Memahami Mikrobioma Kulit: Apa Sebab Jerawat dan Eksim Muncul

Kulit kita dihuni triliunan mikroba yang membentuk “ekosistem” kesehatan kulit. Keseimbangan mikrobioma kulit sangat krusial. Menurut HelloSehat, ketidakseimbangan (disebut disbiosis) pada mikroba kulit dapat memicu masalah seperti jerawat dan eksim. Saat bakteri patogen mengambil alih, kulit mudah teriritasi dan mengalami peradangan. Faktor penyebab jerawat dan eksim antara lain: Disbiosis mikrobioma: Penggunaan sabun/produk kimia keras dan polusi dapat mengubah komposisi mikroba kulit. Ketidakseimbangan ini memicu peradangan yang memunculkan jerawat dan eksim. Produksi minyak berlebih: Hormon pubertas meningkatkan produksi sebum, menyumbat pori-pori, dan mendorong bakteri Propionibacterium acnes berkembang (jerawat). Kulit kering dan sensitif: Kulit kering pada eksim membuat penghalang kulit rusak, memudahkan iritasi dan tumbuhnya jamur Malassezia. Faktor pemicu lain: Stres, pola makan tinggi gula/lemak, dan kurang tidur dapat memperburuk kondisi kulit. Menurut pakar dari Nusantics, kulit sensitif akibat disbiosis membuat bayi/anak rentan terkena eksim. Penting bagi kita menyeimbangkan mikrobioma dengan rutin membersihkan wajah dengan lembut, memakai pelembap, serta menghindari produk beralkohol. Bila jerawat atau eksim tak kunjung membaik, sebaiknya konsultasi ke dokter kulit. Sumber: HelloSehat Nusantics (Ulasan Ilmiah)

Panduan Memahami Mikrobioma Kulit: Apa Sebab Jerawat dan Eksim Muncul Read More »

Hepatitis A–E: Bedanya, Cara Penularan, dan Langkah Pencegahannya

Hepatitis A–E adalah infeksi hati akibat virus berbeda. Hepatitis A dan E menular melalui jalur fekal-oral (makanan/minuman tercemar feses). Sebaliknya, hepatitis B, C, dan D ditularkan lewat darah atau cairan tubuh. Hepatitis D hanya terjadi bila sudah ada infeksi hepatitis B, karena virus HDV memerlukan HBV untuk berkembang. Gejalanya juga berbeda. Hepatitis A/E biasanya muncul tiba-tiba dengan mual, diare, dan penyakit kuning, lalu sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Hepatitis B/C sering bersifat kronis tanpa gejala di awal, namun bisa merusak hati hingga sirosis atau kanker jika tak diobati. Pencegahan penting dilakukan. Vaksinasi tersedia untuk Hepatitis A dan B, lalu hindari berbagi jarum suntik, lakukan seks aman, serta jaga kebersihan pangan/minum. Meski vaksin untuk Hepatitis C/E belum ada, kebiasaan sehat (cuci tangan pakai sabun, masak makanan matang, konsumsi air bersih) menurunkan risiko penularan. Sumber: RS Pondok Indah Alodokter

Hepatitis A–E: Bedanya, Cara Penularan, dan Langkah Pencegahannya Read More »

Tips Simple Mengelola Asam Lambung saat Bulan Puasa

Naiknya asam lambung saat berpuasa sering mengganggu kenyamanan. Alodokter menyarankan beberapa cara mudah untuk mencegahnya tanpa harus membatalkan puasa. Pertama, jangan tunda buka – segera berbuka dengan makanan ringan yang kaya air (misalnya semangka atau melon) agar lambung tidak kaget. Selanjutnya, makan secukupnya dan sedikit-sedikit sejak buka hingga sahur, agar lambung lebih terkontrol dan tidak terlalu penuh. Hindari pula makanan pemicu: pedas, asam, berlemak, serta minuman berkafein atau soda yang melemahkan katup lambung. Ganti dengan menu netral seperti nasi, oatmeal, sayur rebus, dan daging tanpa lemak. Pastikan juga cukup minum air putih (sekitar 8 gelas sehari) saat sahur dan setelah buka, karena air membantu menetralisir asam lambung. Selain itu, tidak langsung berbaring setelah makan – beri waktu 2–3 jam sebelum tidur. Saat tidur, posisikan tubuh setengah tegak (tumpu bantal di belakang) untuk mencegah asam naik kembali. Dengan tips sederhana ini, gejala maag dapat diatasi dan puasa tetap lancar. Sumber: Alodokter Alodokter (Tips Maag Puasa)

Tips Simple Mengelola Asam Lambung saat Bulan Puasa Read More »

Olahraga Sederhana untuk Lansia: Tetap Aktif Tanpa Overload

Banyak lansia menghindari olahraga karena takut cedera. Padahal, aktivitas ringan justru krusial. HelloSehat menyebut contoh gerakan low-impact seperti jalan santai, berenang, atau tai chi yang mudah dilakukan tanpa beban berat. Lakukan olahraga aerobik ringan setidaknya 30 menit per hari selama 5 hari seminggu (total 150 menit/minggu). Gerakan sehari-hari pun bisa jadi latihan: misalnya berdiri naik-turun kursi, berjalan mundur, atau mengangkat barang ringan untuk melatih kekuatan otot. Fokus pada keselamatan. Pilih olahraga sesuai kondisi tubuh dan konsultasi dokter jika perlu. Selalu mulai dengan pemanasan singkat, gerakan perlahan, dan istirahat cukup. Dengan tips ini, lansia bisa tetap aktif secara konsisten tanpa risiko overload yang tidak perlu. Sumber: HelloSehat CDC (rekomendasi aktivitas)

Olahraga Sederhana untuk Lansia: Tetap Aktif Tanpa Overload Read More »

Infeksi Saluran Pernapasan Atas: Pencegahan dengan Pola Hidup Sehat

Menurut Alodokter, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) mudah menular lewat udara dan kontak. Untuk mencegahnya, perlu menerapkan pola hidup sehat (PHBS) secara konsisten. Misalnya, cuci tangan rutin sebelum makan dan setelah di tempat umum. Hindari merokok dan asap rokok karena dapat merusak saluran napas. Konsumsi makanan bergizi seimbang kaya vitamin C untuk menjaga daya tahan, serta olahraga teratur. Langkah lain: hindari kontak dengan orang sakit ISPA, tutup mulut/hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, dan jaga kebersihan rumah/kamar tidur. Vaksinasi flu tahunan juga dianjurkan, terutama bagi anak-anak dan lansia, untuk memperkuat perlindungan. Dengan cara-cara ini, risiko tertular batuk-pilek dapat ditekan, sehingga saluran pernapasan terjaga sehat. Sumber: Alodokter (Infeksi Saluran Napas) Alodokter (ISPA)

Infeksi Saluran Pernapasan Atas: Pencegahan dengan Pola Hidup Sehat Read More »

Vaksinasi Booster COVID-19: Siapa yang Masih Disarankan Mendapatkannya?

Vaksin booster COVID-19 kini dianjurkan terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi. Di Indonesia, Kemenkes mempercepat pemberian booster untuk lansia (>60 tahun) menjadi minimal 3 bulan setelah dosis primer. Juru Bicara vaksinasi menegaskan bahwa mayoritas pasien COVID-19 yang meninggal adalah lansia dan penderita penyakit penyerta, sehingga kelompok ini sangat dianjurkan mendapat booster. Menurut CDC (AS), vaksin COVID-19 musim 2024–2025 direkomendasikan bagi hampir semua orang dewasa usia 18+, khususnya yang berusia ≥65 tahun, memiliki kondisi kesehatan kronis, atau sebelumnya belum divaksinasi lengkap. Selain itu, petugas kesehatan, penghuni panti jompo, dan ibu hamil juga didorong mengikuti dosis teranyar. Jadi, bila Anda termasuk lansia, komorbid, atau belum sempat booster, sebaiknya segera melengkapi vaksinasi untuk perlindungan optimal. Sumber: CDC (AS) ServiceKlinik (Kemenkes RI)

Vaksinasi Booster COVID-19: Siapa yang Masih Disarankan Mendapatkannya? Read More »

Perawatan Kulit Alami dari Rempah Indonesia: Jahe, Kunyit, dan Lidah Buaya

Bahan alami dari dapur bisa jadi skincare efektif. Menurut Alodokter, kunyit kaya kurkumin yang bersifat antioksidan dan antiradang, bisa mencerahkan wajah dan mengatasi jerawat. Kunyit juga merangsang produksi kolagen agar kulit lebih elastis dan bebas kerutan. Jahe juga tak kalah hebat: mengandung antioksidan yang meningkatkan kolagen dan melawan kerusakan kulit. Selain itu, sifat antiseptik jahe membantu melawan bakteri penyebab jerawat, sehingga rutin memakai masker jahe dapat mempercepat penyembuhan jerawat. Lidah buaya (aloe vera) terkenal mampu melembapkan kulit secara mendalam. Gel lidah buaya membantu menguatkan lapisan pelindung kulit (skin barrier) berkat vitamin dan antioksidannya, serta menenangkan peradangan seperti luka bakar dan sunburn. Dengan rutin memakai rempah alami ini – misalnya masker kunyit, scrub jahe, atau gel lidah buaya – kulit wajah bisa terawat tanpa iritasi. Namun, tetap uji alergi dulu sebelum pakai, dan hentikan penggunaan bila muncul reaksi merugikan. Sumber: Alodokter (Kunyit) KlikDokter (Jahe) Alodokter (Aloe vera)

Perawatan Kulit Alami dari Rempah Indonesia: Jahe, Kunyit, dan Lidah Buaya Read More »

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top