Inspirasi Sehat

Sleep Apnea, Risiko Kronis dan Pemeriksaan Poligrafi

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan henti napas berulang kali saat tidur. Kondisi ini membuat kadar oksigen darah turun dan kualitas tidur terganggu. Mendengkur keras kronis sering kali menjadi tanda sleep apnea. Banyak penderita bahkan tidak menyadari gejala, karena episode henti napas terjadi saat tidur (pasangan mungkin yang memperhatikan suara ngorok dan terhentinya napas). Jenis-jenis Sleep Apnea: Gangguan ini dibagi menjadi tiga tipe utama: Obstruktif: Paling umum, disebabkan otot tenggorokan rileks berlebihan sehingga saluran napas tersumbat. Sentral: Otak gagal mengirim sinyal pernapasan ke otot, sehingga napas berhenti sementara. Kompleks/Mixed: Kombinasi dari keduanya. Gejala Sleep Apnea Sleep apnea sering menimbulkan gejala khas pada saat tidur maupun setelah bangun: Mendengkur Nyaring: Suara dengkuran sangat keras di malam hari, sering diselingi oleh henti napas pendek (apnea). Terbangun Tersedak: Penderita kerap terjaga mendadak karena rasa sesak napas atau batuk kering saat tidur. Keluhan Pagi dan Siang Hari: Bangun tidur dengan mulut kering dan sakit kepala, lalu merasa sangat mengantuk keesokan hari. Gangguan tidur berkepanjangan juga menyebabkan sulit konsentrasi, mood naik-turun, atau penurunan performa kerja/belajar. Risiko & Komplikasi Gangguan pernapasan yang sering terjadi pada sleep apnea membawa risiko kesehatan serius. Penderita yang tidak segera ditangani berisiko mengalami  komplikasi berat. Komplikasi utama meliputi: Jantung & Stroke: Henti napas berulang menurunkan kadar oksigen dan menaikkan tekanan darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Diabetes Tipe 2: Gangguan tidur kronis memengaruhi metabolisme glukosa, membuat risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi. Masalah Mental & Fungsi Kognitif: Kelelahan ekstrem akibat tidur tidak nyenyak dapat memicu depresi, kecemasan, dan penurunan konsentrasi. Kematian Mendadak: Kekurangan oksigen akut di malam hari bisa sangat berbahaya – pada kasus parah dapat terjadi kematian mendadak saat tidur. Tidak hanya itu, sleep apnea juga terkait dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), sindrom metabolik, serta gangguan organ lain akibat stres oksidatif. Semua efek ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup secara dramatis. Diagnosis Sleep Apnea Pemeriksaan sleep apnea memerlukan sleep study (uji tidur) yang dapat dilakukan dengan dua metode utama: Metode Pemeriksaan Yang Dipantau Selama Tidur Polisomnografi (laboratorium) Memonitor aktivitas otak, jantung, pernapasan, gerakan tubuh, dan kadar oksigen sepanjang malam. Tes Tidur di Rumah (poligrafi) Alat portabel merekam detak jantung, oksigen darah, dan pola napas selama tidur. Hasil tes ini akan menggambarkan seberapa sering terjadi henti napas (apnea) tiap malam. Jika terdeteksi sleep apnea, dokter biasanya meresepkan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) – mesin bertekanan udara yang menjaga saluran napas tetap terbuka dengan aliran udara saat . Pengobatan dan Pencegahan Penanganan sleep apnea tergantung pada penyebab dan keparahan. Langkah pertama adalah mengendalikan faktor risiko: berhenti merokok dan menghindari alkohol atau obat penenang sebelum tidur. Pada penderita obesitas, penurunan berat badan melalui pola makan dan olahraga teratur dapat sangat membantu mengurangi gejala. Jika perubahan gaya hidup belum cukup, dokter mungkin merekomendasikan terapi medis seperti CPAP atau alat bantu napas lainnya. Untuk kasus parah, prosedur bedah atau alat khusus mulut (MAD) juga tersedia. Siapa yang Perlu Waspada: Para ahli menyarankan pemeriksaan dini terutama bagi orang yang memiliki gejala atau faktor risiko berikut: mendengkur berat (lebih dari 3 kali seminggu), sering terbangun tersedak, mengantuk ekstrem di siang hari, obesitas, atau memiliki tekanan darah tinggi. Dengan mendeteksi lebih awal melalui tes tidur, intervensi bisa dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi serius dapat diminimalkan. Sumber: Informasi ini disusun berdasarkan literatur kesehatan dari Resindo Medika dan Alodokter [resindo.com] [alodokter.com] [alodokter.com], serta sumber lain terkait gangguan tidur.

Sleep Apnea, Risiko Kronis dan Pemeriksaan Poligrafi Read More »

Cegah Katarak dan Degenerasi Makula (AMD) pada Lansia

Cegah Katarak dan Degenerasi Makula (AMD) pada Lansia Seiring bertambah usia, risiko masalah penglihatan pada lansia semakin tinggi, terutama katarak (lensa mata keruh) dan degenerasi makula (AMD) (penurunan penglihatan pusat retina). Untungnya, banyak langkah sederhana bisa dilakukan agar mata tetap sehat. Berikut rangkuman tips penting menurut sumber kesehatan mata terpercaya: Langkah Pencegahan Katarak Degenerasi Makula (AMD) Rutin periksa mata (setiap 1–2 tahun) ✔️ ✔️ Gunakan kacamata hitam berUV ✔️ ✔️ Konsumsi makanan kaya antioksidan (vit C, E, lutein, zinc) ✔️ ✔️ Menjaga berat badan ideal dan kontrol gula darah ✔️ ✔️ Berhenti merokok ✔️ ✔️ Batasi alkohol ✔️ ✖️ Catatan: Tanda ✔️ berarti langkah pencegahan tersebut dianjurkan untuk mencegah katarak atau AMD. (Data diolah dari Alodokter.) Pencegahan Degenerasi Makula (AMD) Degenerasi makula adalah penurunan fungsi makula (bagian tengah retina) yang sering terjadi pada usia >50 tahun. Beberapa langkah sederhana dapat menurunkan risikonya: Hentikan kebiasaan merokok. Rokok meningkatkan kerusakan oksidatif pada mata, sehingga berhenti merokok merupakan cara pertama yang disarankan. Pakai kacamata hitam pelindung UV. Sinar matahari mengandung sinar UV yang bisa mempercepat kerusakan sel mata. Gunakan kacamata hitam anti-UV setiap kali beraktivitas di bawah terik matahari. Jaga berat badan dan tekanan darah ideal. Obesitas dan hipertensi dapat memperberat beban pada mata. Menjaga pola makan seimbang dan rutin olahraga membantu menurunkan risiko AMD Perbanyak konsumsi antioksidan. Nutrisi kaya antioksidan (seperti vitamin C, vitamin E, zinc, lutein) dipercaya melindungi retina dari kerusakan oksidatif. Konsumsi buah-buahan, sayur hijau, dan suplemen mata ber-lutein bisa membantu menjaga kesehatan makula. Periksa mata secara rutin. Deteksi dini sangat penting. Umumnya dokter menyarankan pemeriksaan mata setiap 1–2 tahun sekali (semakin sering jika ada faktor risiko). Pemeriksaan rutin memungkinkan deteksi tanda awal AMD sehingga penanganan bisa lebih optimal. Pencegahan Katarak Katarak adalah keruhnya lensa mata yang umumnya terjadi pada lansia. Untuk meminimalkan risiko katarak, perhatikan poin-poin berikut: Pemeriksaan mata berkala. Sama seperti AMD, pemeriksaan rutin (misal setiap 1–2 tahun) membantu dokter mendeteksi awal gejala katarak. Orang usia di atas 50 bahkan disarankan memeriksakan mata setahun sekali. Lindungi mata dari sinar UV. Paparan sinar ultraviolet membuat protein lensa mata rusak lebih cepat. Pakai selalu kacamata hitam dengan pelindung UV saat keluar rumah, terutama di siang terik. Makan makanan bergizi. Konsumsi sayur-sayuran hijau (sumber lutein), buah jeruk/tomat (vitamin C), kacang-kacangan (vitamin E), dan makanan kaya nutrisi lain akan membantu menjaga lensa mata tetap jernih. Antioksidan dalam makanan tersebut dapat menghentikan kerusakan protein pada lensa mata dan menurunkan risiko katarak. Jaga berat badan ideal dan kendalikan diabetes. Berat badan berlebih berisiko memicu diabetes. Padahal kadar gula darah tinggi dapat mempercepat pembentukan katarak. Oleh karena itu, diet seimbang dan cek gula darah teratur sangat disarankan. Berhenti merokok. Nikotin dari rokok memperbanyak radikal bebas dalam tubuh, termasuk di mata. Merokok dalam jangka panjang diketahui meningkatkan risiko katarak, sehingga kurangi atau hentikan kebiasaan ini. Batasi konsumsi alkohol. Penelitian menunjukkan konsumsi alkohol berlebih juga dapat merusak lensa mata. Jika Anda gemar minum alkohol, sebaiknya dikurangi untuk melindungi kesehatan mata. Pentingnya Skrining Mata Rutin Selain gaya hidup sehat, pemeriksaan mata rutin adalah kunci deteksi dini masalah penglihatan. Dokter mata akan memeriksa tanda-tanda awal katarak (lensa mulai keruh) atau AMD (gangguan penglihatan pusat) saat cek kesehatan mata. Jika ada keluhan seperti penglihatan semakin buram, double vision, atau muncul bintik hitam di pandangan, jangan tunda untuk konsultasi ke dokter. Jika skrining menunjukkan masalah penglihatan, penanganan dapat segera dilakukan. Misalnya, pada katarak stadium lanjut biasanya dianjurkan operasi penggantian lensa mata sebagai solusi satu-satunya. Sementara untuk AMD, dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen lutein dan nutrisi khusus mata untuk memperlambat kerusakan makula. Intinya, dengan deteksi dini serta menerapkan gaya hidup sehat (hindari rokok/alkohol, pakai pelindung UV, makan makanan bergizi, dll.), fungsi penglihatan lansia dapat dipertahankan lebih lama. Para dokter mata sepakat, langkah-langkah pencegahan ini membantu lansia tetap aktif menjalani hari tanpa gangguan penglihatan berlebih. Sumber: Informasi di atas disusun berdasarkan sumber kesehatan mata (Alodokter) tentang pencegahan degenerasi makulaalodokter.com dan katarakalodokter.com.

Cegah Katarak dan Degenerasi Makula (AMD) pada Lansia Read More »

Pengobatan Alami untuk Keluhan Ringan

Banyak keluhan ringan sehari-hari, seperti sakit kepala, sulit tidur, gangguan pencernaan, dan pegal-pegal, seringkali bisa diatasi dengan bahan alami yang mudah didapat. Cara-cara alami ini bisa menjadi alternatif praktis sebelum meminum obat kimia. Berikut beberapa tips yang disarankan para ahli dari Alodokter, HelloSehat, dan sumber kesehatan lainnya. Bahan-bahan tersebut sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional dan banyak dipercaya orang karena efeknya yang menenangkan. Keluhan Umum Contoh Bahan Alami & Tips Sakit kepala Jahe, teh peppermint, kompres hangat Susah tidur Teh chamomile, aromaterapi lavender Gangguan pencernaan Teh jahe, peppermint, makanan berserat Nyeri otot Minyak peppermint, kunyit, peregangan ringan Sakit Kepala Sakit kepala ringan sering muncul karena stres, kurang tidur, atau dehidrasi. Sebelum minum obat, coba cara-cara alami berikut untuk meredakan sakit kepala. Misalnya, menurut Alodokter, jahe dapat meredakan sakit kepala tegang dan migrain. Selain itu, peppermint mengandung mentol yang memberi sensasi dingin dan relaksasi pada kepala. Kamu bisa menyeduh teh jahe atau peppermint, serta melakukan kompres hangat atau istirahat agar nyeri berkurang. Teh jahe hangat: Seduh seiris jahe segar dalam air panas. Teh jahe dapat mengurangi nyeri dan menghangatkan tubuh. Misalnya, tambahkan sedikit madu atau lemon supaya lebih enak. Mint/peppermint: Oleskan minyak peppermint (atau seduh teh peppermint) di area pelipis dan leher. Mentolnya memberikan efek dingin dan dapat meredakan sakit kepala. Kompres hangat/dingin: Tempelkan handuk hangat atau es batu (dalam kain) di dahi untuk meredakan nyeri. Istirahat dan relaksasi: Duduk tenang, pejamkan mata, atau lakukan latihan napas dalam. Mandi air hangat juga bisa membantu mengendurkan otot-otot yang tegang. Kopi atau teh hangat: Secangkir kopi atau teh di pagi hari dapat meringankan sakit kepala ringan karena efek kafein, tapi batasi agar tidak memicu sakit kepala saat berhenti mendadak. Susah Tidur Susah tidur (insomnia) sering terjadi karena stres, pikiran penat, atau kebiasaan begadang. Beberapa cara alami dapat membantu menenangkan pikiran sehingga kamu lebih mudah tidur. HelloSehat misalnya merekomendasikan teh chamomile karena sifatnya menenangkan tubuh dan pikiran sebelum tidur. Selain itu, minyak esensial lavender dapat dihirup atau dioles di bantal untuk efek relaksasi yang meningkatkan kualitas tidur. Teh chamomile: Seduh bunga chamomile kering untuk diminum sebelum tidur. Teh ini bebas kafein dan memiliki efek relaksasi. Tambahkan madu jika suka. Aromaterapi lavender: Gunakan minyak esensial lavender di diffuser atau tetes di bantal. Aroma lavender dapat meredakan kecemasan dan membuat tidur lebih nyenyak. Rutinitas tidur: Buat jadwal tidur yang teratur. Misalnya, matikan gadget 1 jam sebelum tidur, ruangan gelap, dan suhu nyaman agar otak lebih mudah istirahat. Kurangi kafein dan layar: Hindari minuman berkafein dan cahaya biru elektronik di malam hari, karena bisa membuat otak terus ‘on’. Gangguan Pencernaan Gangguan pencernaan seperti perut kembung, mual, atau kram ringan kerap dialami setelah makan berlebihan atau makanan pedas. Obat alami berikut bisa membantu melancarkan pencernaan dan meredakan keluhan. Misalnya, teh jahe hangat dikenal efektif meredakan mual dan kembung. Selain itu, teh peppermint atau chamomile dapat menenangkan otot saluran cerna dan mengurangi kram perut. Teh jahe hangat: Rebus irisan jahe segar. Minuman herbal ini dapat meredakan mual, kembung, dan kram perut. Minumlah perlahan setelah makan. Teh peppermint/chamomile: Peppermint dan chamomile bersifat antispasmodik, yang membantu mengendurkan otot usus. Teh peppermint juga mengurangi kram perut ringan. Makanan berserat: Perbanyak buah (misal pepaya) dan sayur hijau untuk melancarkan buang air besar. Serat menjaga gerak usus tetap teratur. Air lemon hangat: Segelas air hangat dengan perasan lemon di pagi hari membantu menyegarkan saluran pencernaan dan melancarkan sistem cerna. Hindari pemicu: Batasi makanan berminyak, pedas, dan alkohol agar asam lambung tidak naik dan perut tidak mudah kembung. Nyeri Otot Nyeri otot ringan sering terjadi setelah olahraga berat atau aktivitas fisik tanpa pemanasan. Cara alami dapat membantu mengendurkan otot yang kaku dan mengurangi rasa nyeri. Misalnya, teh chamomile yang diminum hangat dapat bertindak sebagai antiinflamasi ringan. Minyak aromaterapi seperti peppermint juga sering digunakan karena sensasi dinginnya mampu melemaskan otot pegal. Teh chamomile atau kompres chamomile: Seduh chamomile untuk diminum atau gunakan kantung teh chamomile hangat sebagai kompres. Chamomile mengandung antiinflamasi yang meredakan nyeri otot. Minyak peppermint: Oleskan minyak esensial peppermint di otot pegal. Menthol pada peppermint memberikan efek dingin dan melemaskan otot sehingga nyeri berkurang. Kunyit (kurkumin): Tambahkan kunyit dalam masakan atau minuman (misal susu kunyit). Kurkumin dalam kunyit bersifat antiradang yang membantu mengurangi nyeri otot. Peregangan ringan: Lakukan pemanasan singkat sebelum berolahraga dan peregangan setelahnya. Peregangan membantu menjaga kelenturan otot dan mencegah kekakuan. Istirahat cukup: Pastikan otot mendapat waktu istirahat. Setelah aktivitas berat, beri waktu istirahat yang cukup untuk otot pulih, dan hindari aktivitas berlebihan yang memperparah nyeri. Catatan: Bahan alami di atas biasanya aman, tetapi tetap perhatikan dosis dan reaksi tubuh masing-masing. Jika gejala parah atau tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Sumber: Alodokter, HelloSehat (situs kesehatan terpercaya) [alodokter.com] [hellosehat.com]

Pengobatan Alami untuk Keluhan Ringan Read More »

Gangguan Ginjal Kronis: Tanda-tanda Awal dan Kapan Perlu Tes Lab

Gagal ginjal kronis (GGK) sering berkembang secara diam-diam. Menurut Alodokter, gejala awalnya ringan dan mudah terlewat, seperti lelah terus-menerus, susah tidur (insomnia), mual, gatal-gatal pada kulit, bengkak di kaki/tangan, hingga sesak napas. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan juga termasuk tanda ginjal bermasalah. Saat ginjal sudah terganggu, tubuh tidak mampu membuang racun dan kelebihan cairan secara efektif, sehingga muncullah keluhan-keluhan tersebut. Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk memastikan kondisi ginjal. Spesialis ginjal menyarankan tes darah untuk mengukur kreatinin serum dan menghitung eGFR (laju filtrasi glomerulus). Hasil eGFR di bawah 60 ml/menit/1,73m² umumnya menandakan gangguan fungsi ginjal. Tes urine juga diperlukan: rasio albumin-kreatinin (uACR) ≥30 mg/g menandakan albuminuria, ciri khas kerusakan ginjal. Dokter juga biasanya memantau tekanan darah dan gula darah secara rutin karena hipertensi dan diabetes merupakan faktor risiko GGK. Menurut dokter, diagnosa dini sangat krusial agar penanganan bisa dilakukan lebih awal, memperlambat kerusakan ginjal. Jadi, bila Anda merasakan gejala di atas atau berisiko (misalnya punya riwayat diabetes/hipertensi), segera cek laboratorium ginjal. Sumber: Alodokter [alodokter.com] National Kidney Foundation [kidney.org] Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan sumber medis dan rekomendasi ahli untuk pembaca umum. Info di atas tidak menggantikan nasihat dokter.

Gangguan Ginjal Kronis: Tanda-tanda Awal dan Kapan Perlu Tes Lab Read More »

Kesehatan Paru-paru: Tips Mencegah Penurunan Fungsi Paru saat Polusi Tinggi

Paparan polusi udara dapat merusak kesehatan paru secara bertahap. WHO menegaskan polusi udara berkaitan erat dengan penyakit stroke, jantung, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), kanker paru, hingga pneumonia. WHO juga mencatat sekitar 99% populasi dunia tinggal di area dengan kualitas udara di atas batas aman. Menghirup udara tercemar memaksa paru bekerja ekstra membersihkan zat berbahaya, sehingga fungsi paru bisa menurun cepat. Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), paru-paru unik karena langsung terpapar polutan tanpa adaptasi positif. ACSM menyarankan orang menghindari berolahraga di luar saat kualitas udara buruk. Oleh karena itu, selalu cek nilai Air Quality Index (AQI) harian dan batasi aktivitas di luar ruangan jika polusi tinggi. Tips melindungi paru saat polusi tinggi: Periksa kualitas udara: Gunakan aplikasi atau situs pemantau AQI. Kurangi aktivitas luar saat polusi buruk. Pakai masker: Jika terpaksa ke luar, gunakan masker pelindung (N95) untuk menyaring partikel polutan. Gunakan air purifier: Alat penyaring udara dengan filter HEPA dapat mengurangi partikel debu/asap di dalam rumah. Hentikan merokok: Hindari rokok di dalam rumah, karena asap rokok sangat meningkatkan risiko penyakit paru kronis. Konsumsi antioksidan: Perbanyak buah dan sayur kaya vitamin C, E, atau seng untuk membantu melawan radikal bebas polusi. Selain itu, pastikan ventilasi rumah baik (buka jendela saat udara luar bersih). Alodokter menyebut penggunaan air purifier bisa juga menurunkan risiko kambuhnya asma dengan menyaring debu dan alergen. Dengan langkah sederhana ini, Anda membantu menjaga fungsi paru tetap optimal meski terpapar polusi. Sumber: ACSM [acsm.org] Alodokter [alodokter.com]

Kesehatan Paru-paru: Tips Mencegah Penurunan Fungsi Paru saat Polusi Tinggi Read More »

Kesehatan Mental dan Imun: Bagaimana Depresi Bisa Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

Depresi bukan hanya masalah suasana hati – kondisi ini juga dapat berdampak buruk pada sistem imun. Saat seseorang mengalami depresi kronis, kadar hormon stres seperti kortisol meningkat dan memicu proses peradangan. Menurut American Psychological Association, penelitian panjang 10 tahun menunjukkan depresi dapat meningkatkan kadar kortisol dan melemahkan sistem kekebalan tubuh secara signifikan. Hasil riset di Ohio State University juga menemukan orang dengan depresi berat memiliki kadar interleukin-6 (IL-6, sitokin peradangan) lebih tinggi, yang membuat tubuh lebih rentan infeksi. Dikutip dari psikolog Janice Kiecolt-Glaser, PhD, depresi memicu “hormon stres” terus bekerja sehingga memicu respons kekebalan tubuh yang tidak seimbang. Kondisi stres berkepanjangan akibat depresi ini juga terlihat mempengaruhi sel-sel darah putih dalam melawan kuman. Hasil tinjauan IDN Times bahkan menyebut “stres kronis melemahkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar limfosit” , yang artinya kekebalan menjadi kurang optimal. Sementara itu, mitra Harvard Redoxon menjelaskan bahwa stres psikologis kronis dapat menaikkan produksi kortisol berlebih, akhirnya membuat sistem imun jadi rentan terhadap penyakit. Dalam praktik sehari-hari, gejala depresi seperti kecemasan, gangguan tidur, dan isolasi sosial dapat memperparah penurunan imunitas. Sebaliknya, menjaga kesehatan mental justru membantu tubuh lebih tangguh. Menurut dr. Reza, psikolog klinis, terapi dan dukungan sosial dapat membantu meredakan stres berlebihan dan mendukung produksi antibodi normal. Meski tidak ada obat ajaib, gaya hidup sehat (istirahat cukup, olahraga ringan, dan pola makan bergizi) terbukti membantu meredakan gejala depresi dan menyeimbangkan hormon stres. Jadi, siapa sangka menjaga kesehatan jiwa juga menjaga pertahanan tubuh! Sumber: Kilk Dokter [klikdokter.com] IDNTIMES [idntimes.com] Redoxon [redoxon.co.id]

Kesehatan Mental dan Imun: Bagaimana Depresi Bisa Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh Read More »

Sindrom Metabolik: Kombinasi Obesitas, Gula Darah, dan Tekanan Darah Tinggi

Sindrom metabolik adalah satu paket gangguan kesehatan yang sering terjadi bersamaan. Jika seseorang mengalami obesitas pinggang, kadar gula darah tinggi, kolesterol tidak normal, dan tekanan darah tinggi, kondisi ini disebut sindrom metabolik. Menurut dr. Nanang Soebijanto, Sp.PD dari RS Pondok Indah, sindrom ini didefinisikan oleh sekurang-kurangnya tiga dari empat kelainan metabolik tersebut. Orang dengan sindrom metabolik punya risiko jantung koroner dan stroke hingga 3 kali lebih besar, serta risiko diabetes tipe 2 sekitar 5 kali lebih tinggi dibanding orang sehat. Sebagian besar faktor penyebab bersumber dari gaya hidup: pola makan tinggi gula, lemak tidak sehat, dan kurang bergerak. Kadar insulin yang terus tinggi bisa memicu peningkatan lemak pinggang dan kolesterol LDL, sementara HDL (kolesterol baik) biasanya menurun. Berdasarkan Alodokter, orang dengan sindrom metabolik dianjurkan mengubah gaya hidup segera. Dokter menyarankan diet sehat tinggi serat (sayuran, buah-buahan), rutin olahraga, serta mengontrol berat badan. Berhenti merokok dan mengurangi stres juga penting. Secara klinis, dokter akan mengecek tekanan darah, gula puasa, serta profil lipid (HDL, LDL, trigliserida) secara berkala. Bila ketiga atau lebih indikator negatif terlihat, diagnosis sindrom metabolik dapat ditegakkan. Menurut dokter Endokrinologi, deteksi dini sangat dianjurkan karena komplikasi kardiometabolik bisa dicegah lewat intervensi cepat. Sebagai catatan, gangguan ini sering disebut silent killer karena gejalanya samar. Hanya dengan pemeriksaan berkala – misalnya saat medical check-up – kondisi awal sudah bisa diketahui dan ditangani. Sumber: RS Pondok Indah [rspondokindah.co.id] Alodekter [alodokter.com]

Sindrom Metabolik: Kombinasi Obesitas, Gula Darah, dan Tekanan Darah Tinggi Read More »

Kesehatan Gigi dan Kanker: Hubungan Antara Infeksi Gigi Kronis dan Risiko Kanker

Kesehatan gigi yang buruk ternyata bisa berkaitan dengan risiko kanker tertentu. Sebagai contoh, Dr. Vijay V. Haribhakti – ahli onkologi dari Ahmedabad – menyebut kondisi gigi atau gusi yang “buruk” dapat menimbulkan kanker gusi dan rahang. Artinya, infeksi yang tidak sembuh di rongga mulut perlu diwaspadai. Tahi lalat atau luka pada mulut yang terus berdarah atau berubah ukuran sebaiknya tidak diabaikan. Menurut Antara News, saat ada benjolan atau luka berwarna merah-abu pada gusi yang tidak kunjung pulih, segera periksakan ke dokter. Penelitian internasional juga mulai menemukan pola serupa. Misalnya, sebagai dilansir HonestDocs, sebuah studi dalam Cancer Epidemiology menunjukkan wanita pascamenopause dengan penyakit gusi kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Meski penelitiannya masih terus dilanjutkan, kaitan ini patut diwaspadai: radikal bebas dan bakteri dari infeksi gusi dapat memicu mutasi sel yang memicu kanker. Karenanya, ahli kesehatan mulut menyarankan rutinitas menjaga kebersihan mulut sebagai pencegahan awal. Perawatan gigi dan gusi secara rutin (menyikat dua kali sehari, flossing, serta kontrol ke dokter gigi tiap 6 bulan) membantu mencegah peradangan kronis. Menurut dokter gigi, tindakan cepat untuk mengatasi abses atau noda hitam di gusi bisa menghindari komplikasi yang lebih serius. Dengan kata lain, menjaga kesehatan gigi bukan hanya demi senyum cantik, tapi juga pencegahan penyakit kanker tertentu. Sumber: ANTARA News [antaranews.com] honeatdocs [honestdocs.id]

Kesehatan Gigi dan Kanker: Hubungan Antara Infeksi Gigi Kronis dan Risiko Kanker Read More »

Bagaimana Tes Laboratorium Membantu Mendiagnosis Penyakit Autoimun Sejak Awal

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Deteksi dini lewat tes laboratorium sangat penting agar penanganan bisa segera dilakukan. Beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan meliputi tes ANA (Antinuclear Antibody) untuk lupus dan penyakit autoimun sistemik lain, C-Reactive Protein (CRP) dan LED (Laju Endap Darah) sebagai penanda peradangan, serta faktor reumatoid (RF) untuk rheumatoid arthritis. Hasil abnormal pada tes-tes tersebut bisa menjadi petunjuk awal bahwa terjadi reaksi autoimun. Menurut HelloSehat, tes ANA sering direkomendasikan jika ada gejala khas seperti ruam wajah “kupu-kupu” atau nyeri sendi berulang. Tes hormon tiroid (TSH), gula darah (HbA1c), dan vitamin D juga dapat diperiksa untuk menyingkirkan kondisi penyerta yang sering muncul bersamaan dengan autoimun. Semua tes ini diambil sampel darahnya dan hasilnya dapat diperiksa oleh dokter spesialis penyakit dalam atau imunologi. Hasil dari tes laboratorium memberikan “peta” risiko untuk dokter. Misalnya, jika ANA atau RF tinggi, dokter bisa lebih waspada terhadap penyakit lupus atau arthritis dan meresepkan terapi imunomodulator lebih cepat. Kata ahli reumatologi, pemeriksaan lab secara teratur membantu mengarahkan diagnosis, terutama saat gejala belum jelas. Dengan dukungan data lab ini, penanganan penyakit autoimun bisa dilakukan saat masih ringan, sehingga komplikasi jangka panjang dapat diminimalkan. Sumber: Alodokter [alodokter.com] Hellosehat [hellosehat.com]

Bagaimana Tes Laboratorium Membantu Mendiagnosis Penyakit Autoimun Sejak Awal Read More »

Dampak Mikroplastik pada Tubuh Manusia dan Apa yang Diketahui Saat Ini

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang kini banyak ditemukan di lingkungan dan makanan kita. Saat masuk ke tubuh, partikel ini dapat memicu reaksi berbahaya. Misalnya, situs Alodokter mencatat bahwa mikroplastik membawa bahan kimia seperti BPA dan pestisida ke dalam tubuh, yang dapat mengganggu sistem endokrin (hormon) dan metabolisme tubuh. Akibatnya, paparan jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, gangguan hormonal, hingga masalah reproduksi. Informasi dari Kementerian Kesehatan Indonesia (AyoSehat) menyebutkan, mikroplastik yang tertelan atau terhirup dapat memicu peradangan pada organ tubuh. Partikel kecil itu mungkin menempel di organ seperti hati, ginjal, dan usus, “memicu reaksi peradangan yang pada akhirnya dapat menyebabkan tumor atau kanker”. WWF Indonesia juga mengingatkan mikroplastik bisa merusak sel-sel tubuh dan gangguan hormon – misalnya secara potensi memicu naiknya kadar hormon stres dan peradangan kronis. Meski penelitian masih terus berlangsung, tingkat kewaspadaan perlu ditingkatkan. Cara pencegahan sederhana adalah mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, memilih makanan segar (bukan makanan kemasan), dan memerhatikan kualitas udara sekitar. Kata ahli lingkungan, batas aman pasti paparan mikroplastik pada manusia belum ditetapkan, jadi yang terbaik adalah meminimalkan paparan. Dengan membatasi penggunaan plastik dan menjaga kebersihan, kita membantu tubuh tidak kelebihan “benda asing” ini. Sumber: Alodokter [alodokter.com] Kemenkes [ayosehat.kemkes.go.id]

Dampak Mikroplastik pada Tubuh Manusia dan Apa yang Diketahui Saat Ini Read More »

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top