Inspirasi Sehat

Ngantuk Hilang, Energi Nambah: Rahasia Tidur Berkualitas

Tidur yang cukup dan berkualitas punya dampak besar buat kesehatan. Orang dewasa dianjurkan tidur 7–8 jam per malam untuk fungsi optimal. Berikut cara menjaga tidur yang baik: Jadwal konsisten: Tidur dan bangun di jam sama setiap hari membantu mengatur ritme tubuh. Misalnya tidur pukul 22.00 dan bangun 6.00 pagi. Lingkungan nyaman: Pastikan kamar tidur sejuk, gelap, dan tenang. Matikan lampu atau pasang lampu redup. Hindari gadget 1 jam sebelum tidur agar hormon melatonin (tidur) bekerja maksimal. Rileks sebelum tidur: Lakukan ritual ringan seperti mandi air hangat atau baca buku untuk membantu rileks. Hindari kopi, teh kuat, atau makanan berat di malam hari. Kurangi gangguan: Jangan tidur siang terlalu lama. Pilih durasi maksimal 20–30 menit jika terpaksa. Hindari minuman berkafein dan kegiatan stimulatif sebelum tidur. Cukup jam tidur: Pastikan durasi tidur sesuai anjuran (≥7 jam). Bangun dengan perasaan segar adalah tanda tidur berkualitas. Sumber: CDC (rekomendasi 7+ jam untuk dewasa) Alodokter (5 Tips Tidur Sehat)

Ngantuk Hilang, Energi Nambah: Rahasia Tidur Berkualitas Read More »

Piring Sehat, Hidup Sehat: Trik Gampang Biar Makanmu Makin Bergizi

Makanan sehat adalah bahan bakar utama tubuh. Sesuai pedoman Isi Piringku Kemenkes, setengah piring setiap makan harus berisi sayur dan buah. Tips sederhana: Isi piring seimbang: ½ dari piring adalah sayur/buah, ¼ protein sehat (ikan, ayam, telur, kacang), dan ¼ karbohidrat (nasi merah, gandum utuh). Pola Harvard Healthy Eating Plate juga menyarankan komposisi ini. Batasi gula-garam-lemak: Kurangi makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh (gorengan, keripik, minuman manis). Pilih bumbu alami seperti rempah daripada garam berlebihan. Protein sehat: Sertakan lauk kaya protein, misalnya ikan, ayam, telur, tahu-tempe, atau kacang-kacangan, untuk perkembangan otot dan sistem imun. Sarapan bergizi: Jangan melewatkan sarapan. Konsumsi karbohidrat kompleks (bubur atau roti gandum), protein, dan buah untuk energi pagi hari. Camilan sehat: Jika lapar sebelum waktu makan besar, pilih camilan bergizi seperti buah kering, yogurt, atau biskuit gandum utuh. Jangan makan berlebihan. Sumber: Kemenkes (Isi Piringku – Gizi Seimbang Harian) Harvard Health (Healthy Eating Plate)

Piring Sehat, Hidup Sehat: Trik Gampang Biar Makanmu Makin Bergizi Read More »

Olahraga Ringan, Lho! Cara Seru Bikin Badan Selalu Fit

Jangan remehkan olahraga ringan – badan sering pegal bisa berkurang! Para ahli menyarankan setidaknya 150 menit olahraga moderat per minggu (sekitar 30 menit selama 5 hari). Kamu bisa memulai perlahan: Waktu 30 menit setiap hari: Sisihkan waktu minimal 30 menit per hari untuk bergerak. Misalnya jalan cepat, jogging pelan, atau senam ringan di rumah. Aktivitas di mana saja: Gunakan kesempatan kecil – berjalan ke kantor, naik-turun tangga daripada lift – untuk menambah gerak. Membersihkan rumah atau berkebun juga dapat menghitung sebagai olahraga ringan. Bagi sesi kecil: Jika terbatas waktu, lakukan dua sesi 15 menit misalnya pagi dan sore. CDC pun mengingatkan bahwa sedikit gerak pun lebih baik daripada tidak sama sekali. Ajak teman atau keluarga: Berolahraga bersama membuat lebih semangat. Coba jalan santai bareng teman setelah kerja atau senam ringan bersama keluarga di akhir pekan. Variasi gerakan: Tidak harus monoton. Coba yoga ringan, lari kecil, bersepeda, atau bahkan menari di ruang tamu. Yang penting rutin. Sumber: Alodokter (Olahraga Ringan 30 Menit Sehari) Kemenkes (Pedoman Aktivitas Fisik: 30 menit/hari) CDC (pentingnya tetap aktif)

Olahraga Ringan, Lho! Cara Seru Bikin Badan Selalu Fit Read More »

Biar Kebal! 5 Rahasia Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Sehari-hari

Siapa yang tak ingin tetap fit setiap hari? Pola hidup sehat jadi kuncinya. CDC menekankan pola makan bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, hindari rokok dan alkohol agar daya tahan tubuh lebih kuat. Beberapa cara sederhana yang dapat kamu lakukan: Perbanyak buah dan sayur: Sayur dan buah kaya vitamin dan antioksidan yang membantu melawan kuman. WHO merekomendasikan setidaknya 5 porsi sayur-buah per hari untuk imunitas optimal. Cukupi waktu tidur: Tubuh dewasa perlu sekitar 7–8 jam tidur malam. Tidur cukup membantu tubuh pulih dan meningkatkan kekebalan. Kelola stres: Stres berlebihan meningkatkan hormon kortisol yang bisa menurunkan imunitas. Cobalah relaksasi sederhana seperti tarik napas dalam atau hobi ringan. Rutin olahraga ringan: Lakukan minimal 30 menit gerak aktif setiap hari (jalan kaki, naik-turun tangga). Olahraga melepaskan endorfin dan memperkuat sistem imun. Hindari rokok dan alkohol: Asap rokok dan minuman keras merusak sel imun. Hindari dua hal ini agar tubuh tak mudah terserang penyakit Sumber: CDC (Healthy Habits – Enhancing Immunity) Alodokter (Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh).

Biar Kebal! 5 Rahasia Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Sehari-hari Read More »

Otak Cemerlang Si Kecil: 6 Trik Stimulasi Otak yang Seru

Periode emas anak adalah masa pembentukan otak dan kemampuan belajar. Pemenuhan gizi berkualitas sejak dini sangat penting untuk mendukung fungsi saraf dan daya ingat anak. Selain itu, stimulasi berupa bercakap, bermain, dan kasih sayang di rumah akan merangsang koneksi otak Si Kecil berkembang. Berikan makanan bergizi lengkap. Sajikan menu seimbang dengan beragam sumber protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. ASI eksklusif hingga 6 bulan juga krusial bagi perkembangan otak bayi. Setelah 6 bulan, lengkapi dengan sayur, buah, daging, ikan (omega-3) dan kacang-kacangan. Ajak bicara dan bermain bersama. Sering-seringlah berbicara, menyanyi lagu anak, atau membacakan cerita kepada buah hati. Aktivitas ini merangsang perkembangan bahasa dan komunikas. yang penting untuk kecerdasan otak. Ciptakan lingkungan bermain kreatif. Biarkan anak beresplorasi melalui permainan edukatif (puzzle, bangun-balok, melukis) dan aktivitas fisik ringan (lompat, lari kecil). Permainan dan gerakan bebas meningkatkan perkembangan saraf motorik dan pemecahan masalah. Cukup istirahat. Pastikan anak tidur teratur setiap malam. Saat tidur, otak ‘memproses’ informasi yang didapat dan memproduksi hormon pertumbuhan yang juga memengaruhi kinerja otak. Anak yang cukup tidur akan lebih segar dan fokus keesokan harinya. Lingkungan aman dan penuh kasih. Hindari stres berlebihan pada anak. Lingkungan yang tenang dan penuh cinta dari keluarga membantu otak anak tumbuh sehat. Rasa aman dan didukung orang tua memungkinkan anak belajar tanpa rasa takut. Dengan kombinasi gizi baik dan stimulasi positif sehari-hari, perkembangan otak anak dapat berlangsung optimal. Nikmati prosesnya sambil terus memberikan cinta dan perhatian. Sumber: Kemenkes WHO CDC

Otak Cemerlang Si Kecil: 6 Trik Stimulasi Otak yang Seru Read More »

Ikuti Anjuran Menkes: 4 Pilar Hidup Sehat yang Mudah Diterapkan

Menjaga kesehatan sejak muda penting demi usia tua yang aktif. Menkes mengingatkan tiga pilar utama pola hidup sehat: makan bergizi, rutin olahraga, dan cek kesehatan. Berikut ringkasan tips mudah mengikuti anjuran Menkes agar tubuh tetap bugar. Atur porsi makan “Isi Piringku”. Saat makan, usahakan setengah piring diisi sayur dan buah, sisanya karbohidrat dan protein. Pilih makanan sesuai usia: misalnya anak tinggi protein hewani (telur, susu), dewasa kurangi karbohidrat agar tidak memicu obesitas. Batasi gula, garam, dan lemak berlebih supaya terhindar dari diabetes dan penyakit jantung. Olahraga minimal 30 menit setiap hari. Lakukan aktivitas fisik ringan yang menyenangkan, seperti jalan santai, bersepeda, atau senam sederhana. Olahraga teratur dapat menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko penyakit kronis. Kuncinya konsisten: bila rutin bergerak, banyak penyakit berbahaya akan menjauh. Minum air cukup dan jaga kebersihan. Cukupi kebutuhan cairan tubuh (6–8 gelas/hari) agar organ bekerja optimal. Selain itu, biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. untuk mencegah penyakit infeksi. Periksa kesehatan rutin. Lakukan skrining kesehatan (tekanan darah, kolesterol, gula darah, skrining kanker) setidaknya 6–12 bulan sekali. Deteksi dini penyakit seperti jantung, stroke, atau kanker meningkatkan peluang pengobatan berhasil. Jangan tunggu gejala muncul, cek rutin demi mencegah risiko serius. Dengan menerapkan tips di atas secara konsisten, kita lebih siap menghadapi hari tua dengan sehat. Buatlah kebiasaan ini sejak dini untuk hasil yang maksimal. Sumber: Menkes Kemenkes

Ikuti Anjuran Menkes: 4 Pilar Hidup Sehat yang Mudah Diterapkan Read More »

Usia Emas Produktif, 5 Cara Menjaga Vitalitas di Usia 18–59 Tahun

Usia produktif (18–59 tahun) ditandai dengan banyaknya aktivitas sehari-hari. Menjaga kesehatan pada fase ini penting agar tetap produktif. Pola hidup sehat yang meliputi makanan seimbang, olahraga, manajemen stres, dan cek kesehatan rutin sangat menentukan kualitas hidup. Pola makan sehat. Perhatikan asupan makanan bergizi dan seimbang setiap hari. Konsumsilah aneka sayur, buah, sumber protein, dan karbohidrat kompleks. Sarapan tepat waktu juga penting untuk mendukung energi seharian. Rutin beraktivitas fisik. Sisihkan waktu untuk olahraga ringan minimal 30 menit sehari. Aktivitas seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga membantu menjaga kebugaran, mendukung metabolisme, dan menurunkan risiko penyakit. Kelola stres dengan baik. Bagi waktu istirahat di sela kesibukan. Lakukan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi jika merasa penat. Kesehatan mental yang terjaga akan mendukung produktivitas fisik juga. Cek kesehatan secara berkala. Jangan abaikan skrining rutin seperti cek tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi dini gangguan kesehatan, sehingga dapat segera ditangani. Jaga gaya hidup sehat lainnya. Tidur cukup 7–8 jam malam hari, batasi konsumsi rokok dan alkohol, serta cukupi kebutuhan air setiap hari. Kebiasaan baik ini penting untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh dalam aktivitas sehari-hari. Dengan konsistensi menerapkan kebiasaan sehat di usia dewasa, Anda akan mendapatkan produktivitas dan kualitas hidup yang optimal. Terapkan sedini mungkin agar tubuh kuat mendukung segala aktivitas. Sumber: Kemenkes RI Menkes

Usia Emas Produktif, 5 Cara Menjaga Vitalitas di Usia 18–59 Tahun Read More »

Setelah Perjanjian Pandemi WHO, Implikasi untuk Sistem Kesehatan Indonesia

Pada Mei 2025, WHO berhasil mengesahkan Perjanjian Pandemi di Sidang WHA ke-78. Instrumen global ini dibuat untuk memperkuat kerjasama internasional pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Inti kesepakatannya mencakup akses vaksin, obat, dan diagnostik yang adil serta penguatan kapasitas penelitian, produksi, dan tenaga kesehatan. Indonesia menyambut baik hasil ini sebagai warisan presidensi G20 2022, di mana Indonesia ikut menginisiasi Dana Pandemi dan mendorong kesetaraan akses obat/vaksin. Kemenkes RI menyatakan Perjanjian Pandemi akan melengkapi Amandemen IHR 2024 untuk memperkuat arsitektur global kesehatan. Dokumen 35 pasal itu memasukkan komitmen nasional seperti kedaulatan, pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi, peningkatan SDM kesehatan, R&D, transfer teknologi, dan diversifikasi produksi alat kesehatan. Khususnya, sistem “Pathogen Access and Benefit Sharing” (PABS) yang digaungkan Indonesia akan memastikan keadilan dan transparansi akses sampel virus dan teknologi terkait. Di tataran nasional, perjanjian ini mendorong Indonesia memperkuat sistem kesehatan kita. Delegasi RI menegaskan pentingnya equity dan akses setara, serta menyatakan perjanjian ini bisa memperkuat sistem kesehatan di tingkat nasional melalui peningkatan kapasitas mitigasi dan respons pandemi. Perlu diingat, perjanjian tidak mengurangi kedaulatan negara: WHO tak diberi wewenang memaksa kebijakan domestik apapun. Artinya, Indonesia bebas menetapkan kebijakan dalam negeri, tapi diimbangi kewajiban kolaborasi global. Implikasinya, pemerintah dan Kemenkes mungkin akan memperbarui regulasi kesehatan darurat, memperkuat jaringan laboratorium, surveilans, serta pelatihan tenaga medis sesuai standar baru. Selain itu, peluang pendanaan (misal Dana Pandemi) dan transfer teknologi dapat dimanfaatkan untuk mempercepat riset vaksin atau obat di dalam negeri. Singkatnya, semangat perjanjian global ini adalah agar Indonesia lebih siap dan adil dalam menghadapi pandemi mendatang – dari hulu hingga hilir – tanpa melupakan kepentingan nasional. Sumber: Kemenkes “Pandemic Agreement Disahkan di WHA 78: Indonesia Tegaskan Komitmen Global untuk Ketahanan Kesehatan” Antara News “Kemenlu gaungkan inklusivitas dalam negosiasi perjanjian pandemi”

Setelah Perjanjian Pandemi WHO, Implikasi untuk Sistem Kesehatan Indonesia Read More »

Covid-19 Endemi, Bukan Darurat: Menelaah Peralihan Status Global

Sejak awal pandemi berakhirnya status darurat global Covid-19 menjadi sorotan. Pada 5 Mei 2023, WHO resmi mengakhiri fase Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC) untuk Covid-19. Artinya, tren penularan dan kematian menurun, tekanan pada fasilitas kesehatan mereda, serta kekebalan komunitas meningkat. Tedros Adhanom menyatakan, “dengan harapan besar, saya mengumumkan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global. Namun itu tidak berarti Covid-19 berakhir sebagai ancaman kesehatan global”. WHO menekankan kewaspadaan tetap perlu: virus masih beredar, varian baru bisa muncul, dan dampak pasca-Covid bisa berkepanjangan. Indonesia mengikuti langkah ini. Presiden Joko Widodo resmi mencabut status pandemi dan menyatakan Covid-19 sebagai endemi per 21 Juni 2023. KPCPEN dibubarkan dan tugas penanggulangan Covid dialihkan ke Kemenkes sesuai ketentuan hukum. Pemerintah menerbitkan Perpres 48/2023, yang mengatur kelanjutan vaksinasi hingga akhir 2023 dan mengalihkan klaim perawatan Covid ke BPJS setelah Agustus 2023. Panduan Kemenkes (Permenkes 23/2023) kini memposisikan penanganan Covid seperti penyakit infeksi lain: fokus pada surveilans rutin, perawatan medis, dan vaksinasi terarah, terutama untuk kelompok rentan. Secara kasat mata, kehidupan kini hampir kembali normal. Protokol ketat dicabut, perjalanan bebas tanpa PCR, bahkan vaksinasi Covid kini masuk program imunisasi rutin untuk lansia dan kelompok risiko tinggi. Meski begitu, transisi ini bukan berarti kita boleh abai. Laporan WHO dan ahli kesehatan menegaskan pentingnya mempertahankan kewaspadaan: testing dan vaksinasi harus terus didorong, karena virus masih ada di masyarakat. Kesimpulannya, status endemi menandakan kita telah beradaptasi dan hidup berdampingan dengan Covid-19, namun bukan berarti ancaman lenyap begitu saja. Sumber: Sehat negeriku “Inilah Aturan Penanggulangan Covid 19 di Masa Endemi” Kompas “WHO Putuskan Fase Darurat Penanganan Covid-19 Berakhir”

Covid-19 Endemi, Bukan Darurat: Menelaah Peralihan Status Global Read More »

Kelembapan, Suhu, dan Kesehatan Mental: Pelajaran dari Studi Terbaru India

Ternyata cuaca panas tak cuma memukul fisik, tapi juga jiwa. Sebuah penelitian terbaru dari India menyoroti efek suhu ekstrem dan kelembapan terhadap kesehatan mental. Peneliti menggabungkan data survei WHO-SAGE dengan pengukuran wet-bulb temperature (kombinasi suhu dan kelembapan) di berbagai daerah. Hasilnya mengejutkan: gelombang panas parah terbukti meningkatkan risiko depresi, meski pengaruhnya pada kecemasan tidak signifikan. Dengan kata lain, semakin tinggi suhu lembap saat gelombang panas, semakin besar kemungkinan orang mengalami gejala depresi. Hal ini bermakna. Indonesia dan Asia Tengah (mirip iklim India) menghadapi kelembapan tinggi selama panas terik. Sebagaimana diungkap Kompas, kelembapan tinggi membuat keringat sulit menguap, sehingga tubuh kesulitan mendingin. Kondisi ini tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga bisa membebani emosi. Studi India tersebut menunjukkan program kesehatan jiwa komunitas (District Mental Health Program) bisa melindungi orang dari dampak stres panas. WHO juga mengingatkan pentingnya mengantisipasi beban mental akibat krisis iklim. Perubahan iklim memperburuk banyak faktor risiko sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan jiwa di Asia Tenggara. Pelajaran dari penelitian India dan arahan WHO: saat menghadapi musim panas ekstrem, kita harus peduli tidak hanya dengan pencegahan heatstroke, tapi juga dukungan psikososial. Misalnya, daerah rawan panas bisa meningkatkan layanan konseling, menerapkan jam istirahat siang, serta mengajak masyarakat sadar menjaga kesehatan jiwa (cukup tidur, beraktivitas di tempat sejuk, tetap terhubung sosial). Dengan memerhatikan suhu dan kelembapan, kita bisa lebih baik memproteksi bukan hanya tubuh, tetapi juga kesehatan mental dalam menghadapi iklim yang makin panas. Sumber: arXiv “Beyond the heat: The mental health toll of temperature and humidity in India” Kompas “Cuaca Panas Ekstrem Ancam Kesehatan dan Keselamatan, Bagaimana Tubuh Beradaptasi?”

Kelembapan, Suhu, dan Kesehatan Mental: Pelajaran dari Studi Terbaru India Read More »

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top