Inspirasi Sehat

Perawatan Kulit Alami dari Rempah Indonesia: Jahe, Kunyit, dan Lidah Buaya

Bahan alami dari dapur bisa jadi skincare efektif. Menurut Alodokter, kunyit kaya kurkumin yang bersifat antioksidan dan antiradang, bisa mencerahkan wajah dan mengatasi jerawat. Kunyit juga merangsang produksi kolagen agar kulit lebih elastis dan bebas kerutan. Jahe juga tak kalah hebat: mengandung antioksidan yang meningkatkan kolagen dan melawan kerusakan kulit. Selain itu, sifat antiseptik jahe membantu melawan bakteri penyebab jerawat, sehingga rutin memakai masker jahe dapat mempercepat penyembuhan jerawat. Lidah buaya (aloe vera) terkenal mampu melembapkan kulit secara mendalam. Gel lidah buaya membantu menguatkan lapisan pelindung kulit (skin barrier) berkat vitamin dan antioksidannya, serta menenangkan peradangan seperti luka bakar dan sunburn. Dengan rutin memakai rempah alami ini – misalnya masker kunyit, scrub jahe, atau gel lidah buaya – kulit wajah bisa terawat tanpa iritasi. Namun, tetap uji alergi dulu sebelum pakai, dan hentikan penggunaan bila muncul reaksi merugikan. Sumber: Alodokter (Kunyit) KlikDokter (Jahe) Alodokter (Aloe vera)

Perawatan Kulit Alami dari Rempah Indonesia: Jahe, Kunyit, dan Lidah Buaya Read More »

Stunting di Anak: Penyebab, Dampak Jangka Panjang, dan Solusi Nutrisinya

Stunting terjadi saat anak gagal tumbuh optimal karena kekurangan gizi kronis. Penyebab utama stunting termasuk malnutrisi ibu hamil, kurang ASI eksklusif, serta MP-ASI berkualitas rendah (kurang protein, lemak, kalori, vitamin). Infeksi berulang dan sanitasi buruk juga memperburuk penyerapan nutrisi anak. Dampak jangka panjang stunting serius. Anak stunting umumnya mengalami keterlambatan perkembangan otak dan penurunan kemampuan kognitif. Risiko penyakit kronis dewasa (diabetes, hipertensi) juga meningkat. Kejadian stunting yang tinggi di negara kita harus jadi perhatian karena efeknya seumur hidup. Solusinya di 1000 hari pertama: penuhi gizi ibu hamil dan bayi. Berikan ASI eksklusif 6 bulan, lalu MP-ASI bergizi lengkap. Perbaiki pola makan keluarga dengan menu kaya protein hewani (ikan, ayam, telur), sayuran, buah, serta suplemen vitamin dan mineral (zinc, A) bila perlu. Jaga kebersihan lingkungan (PHBS), dan rutin cek tumbuh kembang anak ke puskesmas. Dengan intervensi gizi tepat waktu, stunting bisa ditekan dan generasi muda tumbuh sehat. Sumber: Alodokter (Stunting)

Stunting di Anak: Penyebab, Dampak Jangka Panjang, dan Solusi Nutrisinya Read More »

Tidur Siang vs Malam: Mana yang Lebih Efektif untuk Pemulihan Tubuh?

Menurut Alodokter, tidur siang singkat (10–20 menit) dapat meningkatkan konsentrasi, kewaspadaan, dan suasana hati karena memulihkan otak yang lelah. Penelitian juga menemukan tidur siang dapat menurunkan hormon stres (kortisol) dan menurunkan tekanan darah sementara. Namun, efek pemulihan utama tetap didapat dari tidur malam yang cukup. Kurang tidur malam mendorong produksi hormon stres berlebih, berpotensi menyebabkan kelelahan kronis jika tidak diatasi. Alodokter menekankan bahwa tidur siang berlebih justru dapat mengganggu tidur malam dan sirkadian tubuh, apalagi bagi yang memiliki insomnia. Singkatnya, tidur siang bisa membantu saat diperlukan (menambah energi, mengurangi stres), tapi tidur malam yang berkualitas tetap krusial untuk pemulihan tubuh dan pikiran jangka panjang. Pastikan tidur malam 6–8 jam setiap hari, dan gunakan tidur siang hanya sebagai suplemen bila diperlukan. Sumber: Alodokter (Tidur Siang)

Tidur Siang vs Malam: Mana yang Lebih Efektif untuk Pemulihan Tubuh? Read More »

Gangguan Mental Remaja: Bagaimana Orang Tua Bisa Memberi Dukungan?

Gangguan kesehatan mental pada remaja bisa meliputi stres berat, kecemasan, depresi, hingga pikiran negatif. Untuk mendukung anak remaja, orang tua perlu terlibat aktif dan mengedepankan komunikasi terbuka. UNICEF mendorong orang tua agar mendengarkan dengan empati: ajak bicara ringan tentang keseharian mereka, dan katakan bahwa Anda selalu siap mendengar apa pun keluhannya. Ekspresikan cinta dan dukungan tanpa menyalahkan, agar remaja merasa nyaman mengungkapkan perasaan. Selain itu, luangkan waktu berkualitas bersama anak remaja. Misalnya, tentukan rutinitas harian yang menyenangkan seperti memasak bersama atau jalan-jalan santai. Kehadiran aktif orang tua memberi sinyal bahwa anak selalu punya teman bicara saat menghadapi tekanan hidup. Menurut Kemenkes, orang tua sebaiknya selalu menunjukkan kasih sayang, memberi apresiasi, dan memperhatikan prestasi anak agar ia percaya diri dan lebih terbuka. Saat terjadi masalah atau konflik, hadapi bersama secara tenang. Hindari bertengkar saat emosi memuncak; alih-alih menghukum, cobalah berdiskusi menenangkan. Jika remaja perlu dukungan lebih lanjut, jangan ragu ajak mereka berkonsultasi dengan profesional (psikolog/psikiater). Intinya, orang tua menjadi tempat bernaung remaja: dengan kesabaran, kasih, dan dukungan, anak akan merasa kuat menghadapi tantangan mentalnya. Sumber: UNICEF Indonesia Kemenkes (AyoSehat)

Gangguan Mental Remaja: Bagaimana Orang Tua Bisa Memberi Dukungan? Read More »

Lonjakan Panas Global: Cara Melindungi Tubuh dari Heatstroke Saat Cuaca Ekstrem

Gelombang panas dapat memicu heatstroke dan gangguan kesehatan serius. WHO memberi beberapa saran kunci: cukupi asupan cairan minimal 2–3 liter per hari untuk mencegah dehidrasi. Gunakan pakaian berwarna terang dan longgar serta topi atau payung untuk menghindari paparan sinar matahari langsung. Hindari beraktivitas di luar ruangan saat matahari terik—lebih baik berlindung di tempat sejuk atau ber-AC saat puncak panas. Jangan lupa gunakan tabir surya SPF 30+ untuk melindungi kulit dari sengatan UV. Jika berada di luar rumah, beristirahatlah di tempat bernaungan secara berkala. Pantau juga tanda-tanda kecemasan seperti pusing, mual, atau kebingungan—segera cari pertolongan jika muncul gejala heatstroke. Dengan langkah sederhana ini, tubuh dapat tetap aman di tengah cuaca ekstrem. Sumber: WHO “Tips for keeping cool”

Lonjakan Panas Global: Cara Melindungi Tubuh dari Heatstroke Saat Cuaca Ekstrem Read More »

Kolesterol “Baik” vs “Jahat”: Fakta atau Mitos Tentang Omega-3?

Kolesterol LDL (“jahat”) yang menumpuk di dinding arteri dapat memicu penyakit jantung, sedangkan HDL (“baik”) membantu membersihkan kolesterol berlebih dari pembuluh darah. Omega-3 sering diklaim menurunkan kolesterol “jahat”, namun kenyataannya asam lemak ini paling efektif menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Dengan menaikkan HDL, omega-3 justru membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah. Jadi, mitos bahwa omega-3 secara drastis menurunkan LDL tidak sepenuhnya tepat. Namun, suplementasi omega-3 tetap bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskular karena sifatnya mengurangi radang dan memperlancar aliran darah. Untuk kesehatan jantung optimal, penuhi diet dengan ikan berlemak (sumber omega-3), sayur-sayuran, serta olahraga teratur dan hindari gula serta lemak trans. Sumber: Alodokter (Omega-3)

Kolesterol “Baik” vs “Jahat”: Fakta atau Mitos Tentang Omega-3? Read More »

Sariawan Berkepanjangan? Kenali Penyebab dan Langkah Pencegahannya

Sariawan adalah luka kecil di dalam mulut yang umumnya sembuh dalam 4–14 hari. Namun jika terus muncul atau tak kunjung sembuh, bisa jadi ada penyebab mendasar. Alodokter mengingatkan, kekurangan vitamin B kompleks (B6, B9, B12), zat besi, atau zinc sering memicu sariawan berkepanjangan. Faktor lain seperti kebiasaan mengigit bibir/lidah, mulut kering, stres berlebih, serta infeksi atau penyakit autoimun (misalnya lupus/HIV) juga dapat memperburuk luka sariawan. Pencegahan sariawan berulang penting dilakukan. Jaga kebersihan mulut: gosok gigi dua kali sehari dengan sikat berbulu lembut, dan pakai dental floss secara rutin. Penuhi nutrisi tubuh dengan konsumsi makanan bergizi tinggi vitamin (misalnya sayur hijau, hati sapi, buah), serta minum minimal 8 gelas air per hari untuk menghindari mulut kering. Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, atau keras yang dapat melukai mukosa mulut. Selain itu, kelola stres dengan rutin melakukan aktivitas santai seperti olahraga ringan atau meditasi. Dengan menjaga kesehatan mulut dan pola hidup sehat, risiko sariawan kambuh dapat berkurang. Jika sariawan tetap sering muncul meski sudah berusaha mencegah, sebaiknya periksakan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Sumber: Alodokter (Cara Mencegah Sariawan Agar Tidak Kembali Lagi)

Sariawan Berkepanjangan? Kenali Penyebab dan Langkah Pencegahannya Read More »

Skrining Kesehatan Tahunan: Pemeriksaan Penting yang Sering Terlupakan

Pemeriksaan kesehatan tahunan (medical check-up) membantu deteksi dini masalah kesehatan. Sebaiknya Anda rutin cek tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan indeks massa tubuh (IMT) untuk memantau penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Selain itu, lakukan skrining kanker sesuai usia: misalnya pap smear/HPV setiap beberapa tahun sekali untuk wanita, mammogram 1-2 tahun sekali mulai usia 40, dan kolonoskopi bagi usia 50 ke atas. Periksa juga aspek lain: kunjungi dokter mata untuk cek penglihatan, terutama jika Anda punya diabetes, dan ke dokter gigi minimal setahun sekali untuk mencegah masalah mulut. Dokter kulit bisa mendeteksi kelainan pada tahi lalat atau kulit setiap tahun. Meskipun pemeriksaan rutin tidak dapat menjamin 100% terhindar dari penyakit, langkah sederhana ini membuat Anda lebih waspada dan siap mengambil tindakan pencegahan lebih awal. Sumber: KlikDokter (Medical Check-up) AXA Mandiri

Skrining Kesehatan Tahunan: Pemeriksaan Penting yang Sering Terlupakan Read More »

Gizi Seimbang untuk Penderita Diabetes: Pilihan Makanan yang Aman dan Lezat

Penderita diabetes harus bijak memilih makanan untuk menjaga kadar gula. Pilihan utama adalah karbohidrat kompleks dan makanan tinggi serat. Contohnya nasi merah, oat, umbi-umbian (kentang, ubi) serta buah-buahan segar dan sayuran berdaun hijau. Karbohidrat jenis ini diserap lebih lambat, mencegah lonjakan gula darah. Protein tanpa lemak juga penting, misalnya daging ayam tanpa kulit, ikan, telur, tahu, dan kacang-kacangan. Lemak sehat (tak jenuh) seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, alpukat, dan ikan berlemak pun dianjurkan. Lemak baik ini justru menurunkan risiko komplikasi kardiovaskular pada diabetes. Batasi makanan berlemak jenuh (gorengan, daging berlemak) dan gula tambahan. Selain itu, konsumsi vitamin, mineral, dan antioksidan dari sayur buah sangat dianjurkan. Misalnya, sayur hijau, stroberi, dan jeruk kaya vitamin C dan serat. Jika ingin makanan manis, penderita dapat menggunakan pemanis alternatif (seperti stevia atau sucralose) dalam jumlah terbatas. Dengan kombinasi gizi seimbang—karbohidrat kompleks, protein baik, lemak sehat, dan serat—penderita diabetes bisa makan lezat tanpa khawatir kadar gula melonjak. Sumber: Alodokter “Pilihan Makanan yang Aman untuk Penderita Diabetes”

Gizi Seimbang untuk Penderita Diabetes: Pilihan Makanan yang Aman dan Lezat Read More »

Pentingnya Pemeriksaan Kepadatan Tulang pada Usia Muda

Biasanya kita berpikir cek kepadatan tulang (BMD) untuk lansia. Padahal, menurut ahli ortopedi di Eka Hospital, deteksi dini penting untuk semua usia. Pemeriksaan BMD dengan DXA scan dapat mendeteksi penurunan massa tulang lebih awal sehingga pencegahan osteoporosis bisa segera dilakukan. Hasil tes BMD memberikan skor yang menunjukkan kekuatan tulang; semakin tinggi nilai mineralnya, semakin kuat tulang kita. Jika nilai BMD turun di bawah batas normal, risiko patah tulang bisa meningkat dua kali lipat per poin penurunan. Kemenkes juga memperingatkan: osteoporosis tidak hanya masalah lansia, orang usia produktif pun perlu peduli. Tulang sebenarnya mencapai puncak kekuatan (peak bone mass) di akhir masa remaja, lalu menurun perlahan. Bila pada usia muda sudah mulai ada penurunan kepadatan tulang (misalnya karena pola hidup atau genetik), maka risiko osteoporosis di kemudian hari lebih tinggi. Oleh karena itu, periksakan BMD misalnya lewat DXA scan jika ada faktor risiko: riwayat keluarga osteoporosis, pola hidup kurang kalsium/Vit D, atau gaya hidup sedentari. Secara sederhana, pemeriksaan kepadatan tulang membantu kita mengambil tindakan lebih awal (suplementasi kalsium, olahraga beban, perbaiki nutrisi) sebelum masalah bertambah parah. Dilansir Eka Hospital, meski tidak 100% mencegah, cek rutin BMD bisa cegah patah tulang dan postur bungkuk akibat osteoporosis. Jadi, jangan tunggu lansia—mulailah periksa tulang sejak muda supaya tulang kita tetap kuat di masa depan. Sumber: Eka Hospital Ayo Sehat Kemenkes Indonesia

Pentingnya Pemeriksaan Kepadatan Tulang pada Usia Muda Read More »

© Copyright 2023. PT. Populer Sarana Medika

Scroll to Top